(Tenang... Ini Dia Kiat Jitunya)
Banyak hal kecil ternyata membuat bingung para ibu baru. Anda juga
merasakannya?
Semua orang yakin bahwa Anda dan pasangan saat ini tengah bahagia luar biasa.
Namun sebagai ibu baru, kebahagiaan ini tak jarang disertai berbagai
kekhawatiran, dari soal kondisi kesehatan sang bayi, ketidaktahuan cara
merawatnya, sampai urusan kedekatan hubungan Anda dengan suami.
Tak perlu panik. Anda tidak sendirian, kok. Banyak ibu baru yang senasib dengan
Anda. Mungkin seperti berikut inilah persoalan plus kiat mengatasinya.
1. Belum jatuh cinta
Kebutuhan si kecil akan cinta dan ikatan yang erat sejak dini dengan Anda, sang
bunda, akan mempengaruhi keterampilan sosialnya dengan orang lain di kemudian
hari. Sayangnya, kedekatan hubungan ibu dan bayinya yang baru lahir ini
adakalanya tidak spontan terjadi.
Tak perlu kecil hati kalau Anda belum “jatuh cinta” pada si kecil kala pertama
kali melihatnya. Kehadirannya memang mengubah ritme kehidupan Anda. Jadi Anda
perlu waktu untuk menyesuaikan diri, bahkan perlu waktu untuk “belajar jatuh
cinta” pada bayi Anda sendiri. Selain itu, proses persalinan yang sulit,
kelelahan setelah persalinan, atau kondisi bayi yang menangis terus-menerus,
bisa membuat Anda berdua stres.
Bagaimana jalan keluarnya? Cobalah berbagi dengan saudara atau teman. Biasanya
dengan berbagi pengalaman, Anda akan lebih mudah menjalani saat-saat seperti
ini.
Tips:
- Bonding dapat dimulai dengan menyusui bayi Anda
sesegera mungkin setelah ia lahir. Kontak fisik dan kontak mata pertama
dengan buah hati Anda merupakan cara utama untuk menghidupkan ikatan batin
Anda dengan si kecil.
- Usahakan sering berdekatan dengan si kecil,
hanya berdua! Cobalah memeluk, mengajaknya bermain, atau menyusui tanpa
diganggu orang lain, sekalipun itu anggota keluarga Anda sendiri.
- Ingatkan pada diri sendiri “prestasi” Anda,
yaitu melahirkan si buah hati dengan selamat.
2. Kok, tidur terus?
Pola tidur bayi baru lahir kadang-kadang memang agak aneh. Ia bisa tidur
seharian di siang hari dan bolak-balik bangun di malam hari. Atau, siang malam
maunya tidur terus, hanya benar-benar bangun saat ia lapar. Mengapa bisa
demikian?
Ketika di dalam rahim, bayi tak pernah tahu perbedaan siang atau malam, dan
biasanya hal ini terbawa sampai lahir. Anda tak perlu khawatir dengan hal ini,
karena bayi memang akan tidur sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya,
lama-kelamaan ia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Tetapi, jika sudah lebih dari dua jam bayi Anda belum juga bangun,
sebaiknya dibangunkan untuk diberi ASI.
Tips:
- Saat tidur di siang hari, Anda dapat
meletakkan bayi di kereta dorong atau ayunan. Malam hari baru ditaruh
kembali di boks-nya.
- Beri ASI menjelang bayi tidur malam. Ini akan
membantunya terlelap tidur.
- Matikan lampu di malam hari, agar dia mengenal
perbedaan siang dan malam.
3. Belum pandai menyusui
Jangan khawatir kalau ini yang
terjadi. Sekalipun menyusui adalah proses alami, tak semua ibu (juga bayinya)
langsung bisa lancar menjalani proses ini. Hari-hari pertama kelahiran bayi
merupakan waktu penyesuaian dalam menyusui, baik bagi Anda maupun si kecil.
Beberapa masalah seperti payudara bengkak, sedikit luka di puting akibat bayi
belum bisa mengisap dengan baik, merupakan sebagian dari hal-hal yang mungkin
akan Anda hadapi. Tak hanya soal kondisi payudara, banyak juga ibu baru
yang khawatir bayinya tak dapat cukup ASI karena merasa ASI-nya terlalu sedikit.
Padahal, setiap bayi berbeda. Pola minumnya tidak sama, begitu juga
kebutuhannya.
Anda ingin tahu bayi Anda
cukup mendapat ASI atau tidak? Bawa saja ke dokter dan timbanglah badannya.
Kalau umur lima hari bobotnya terus turun barulah bisa dikatakan kemungkinan ia
kekurangan minum.
Tips:
Kondisi Anda yang tenang,
relaks, dan sabar, sangat disukai bayi saat ia ingin menyusu. Jadi, inilah
kunci utama menyusui. Asal tahu saja, bayi bisa merasakan hal ini. Jadi, agar
menyusui berjalan lancar, tepis segala senewen dan gelisah.
Berikan ASI sesuai kebutuhan
bayi. Bila bayi Anda menangis karena kehausan, tak usah menunggu sampai tiga
jam, segera saja susui dia.
4. Duh, tangisannya!
Menangis adalah satu-satunya cara bayi baru lahir berkomunikasi. Tetapi Anda
bisa dibuat kalut juga mendengarnya, apalagi kalau belum bisa memahami penyebab
tangisannya. Bayi biasa menangis karena:
- Rasa lapar. Begitu sudah disusui ia akan
segera tenang atau tertidur kembali.
- Perut kembung. Mengatasinya, cobalah gosokkan
minyak telon di punggung atau di telapak kakinya.
- Tak suka “rasa” ASI. Kalau ia menangis setelah
Anda susui, cobalah ingat-ingat, makanan apa yang baru Anda konsumsi. Bisa
jadi “rasa” makanan itu tidak disukainya atau membuatnya merasa
kembung.
- Popoknya kotor. Kebanyakan bayi tidak suka
popoknya basah atau kotor karena tinja.
- Merasa sendirian. Bukankah selama 9 bulan
dalam rahim, selain mendengar suara-suara dari dalam tubuh Anda, ia
juga merasakan kehangatan? Itu sebabnya, ada bayi yang baru merasa aman
dan tenang jika ada orang di dekatnya.
Tips:
Membedong bayi di bulan-bulan
pertamanya akan membuat si kecil merasa hangat dan aman.
Jika ingin menggendong
sementara Anda perlu melakukan kegiatan di rumah, gunakan alat gendong,
sehingga tangan Anda bebas melakukan berbagai kegiatan.
Seandainya bayi terus-menerus
menangis, konsultasikanlah ke dokter. Dikhawatirkan si kecil mengalami
kolik atau gangguan lain dan perlu segera dapat penanganan dokter.
5. Mengapa begitu?
Sebagai ibu baru, secara alami Anda tentu ingin bayi Anda tampak “sempurna”.
Tak heran kalau beberapa hal berikut ini membuat Anda khawatir.
- Ada semacam jerawat kecil di wajah bayi .
- Muncul kerak kepala (cradle cap), yakni
semacam lemak yang menempel tebal seperti kotoran di rambut bayi.
- Kulitnya keriput seperti orang tua.
- Kulit ari di jari-jarinya dan di bibirnya
mengelupas.
Jika Anda menemui hal-hal
tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu
dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.
Tips:
- Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di
atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar
tahu cara penanganannya yang tepat.
- Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby
oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.
6. Tak terampil merawat
Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau
mengganti popoknya? Tenang... Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini
memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah
sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu
dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
Setelah itu, cobalah Anda
lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau
mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam
beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.
Tips:
Cari referensi. Baca buku
(Seri Ayahbunda dan beberapa rubrik di Ayahbunda banyak mengulas hal ini), browsing
internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman
dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang
memudahkan Anda dalam hal ini.
Agar mudah dikenakan, pilihkan
saja si kecil baju yang berkancing depan.
Pastikan kepala bayi tersangga
dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.
Retno Wahab Supriyadi
Konsultasi ahli: dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi
Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta
No comments:
Post a Comment