Pages

Tuesday, December 13, 2011

Pilih Buku Sesuai Usia Anak

KOMPAS.com - Banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan membaca, antara lain menambah ilmu, menambah informasi, hingga meningkatkan wawasan seseorang. Meskipun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua saat memilih buku bacaan untuk anak, yaitu menyesuaikan jenis bacaan dengan usia anak.

Banyak orangtua yang justru membuat anaknya menjadi takut untuk membaca karena anak dipaksa untuk menjadi pintar, dan hanya membaca buku-buku ilmu pengetahuan atau buku yang bermanfaat -versi orangtuanya. Hal ini secara tak langsung membuat anak menjadi merasa terpaksa untuk membaca, padahal sebenarnya membaca bisa jadi pilihan untuk refreshing dan bersantai.

"Berikan jenis bacaan yang memang sesuai untuk anak seusianya. Dengan demikian mereka akan suka dan semangat untuk membaca buku," tutur Johanes Trihartanto, editor buku dari penerbit Erlangga, usai acara Festival Pembaca Indonesia 2011 di Pasar Festival, Jakarta Selatan, Minggu (4/11/2011) lalu.

Menurut Johanes, banyak salah kaprah yang terjadi mengenai kegiatan membaca. Misalnya saja, banyak orangtua berpendapat bahwa komik bukanlah jenis buku yang bermanfaat bagi anak. "Anak akan jenuh kalau telalu sering membaca buku- buku formal yang terlalu berat untuk usia mereka. Tak ada salahnya sesekali membaca komik atau majalah. Yang paling penting adalah bagaimana menumbuhkan kecintaan anak pada membaca buku yang positif dan sesuai usianya," bebernya.

Menurut Johanes, membaca komik atau majalah sebenarnya juga memiliki berbagai manfaat tertentu, antara lain menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang terjadi di dunia, serta merangsang kreativitas dan daya imajinasi anak. Dari komik atau buku lain selain buku pengetahuan, sebenarny

Permainan untuk Bayi 1-12 Bulan

KOMPAS.com — Meski si kecil masih bayi, ia bisa diajak bermain lewat permainan sederhana. Tentu permainan ini perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuannya. Jika permainan sederhana dilakukan dengan baik, hal itu akan mendukung pertumbuhan fisik, psikis, dan kecerdasannya.

Tri Puspitarini, MPsi dari Lembaga Ini Kami Edu Jakarta, menyarankan sejumlah permainan yang dapat dilakukan ayah dan ibu bersama bayi usia 1-12 bulan ini:

1. Cilukba.
Peralatan:
Sebenarnya tak membutuhkan peralatan khusus. Namun, ayah dan ibu dapat menggunakan sapu tangan atau baju sebagai media penghalang.

Cara bermain:
Kita tinggal membuka dan menutup wajah dengan tangan atau hilang-muncul di balik dinding, kursi atau tempat tidur.

Manfaat:
Bayi belajar tentang konsep hilang dan ada. Meski ia tidak melihat orangtuanya, bayi tahu kita sedang bersembunyi dan segera muncul kembali. Ia pun belajar mengenal bentuk-bentuk emosi lewat ekspresi wajah, seperti gembira, tertawa, tersenyum, dan terkejut.

2. Mengeskplorasi lingkungan
Peralatan:
Banyak yang bisa dimanfaatkan dari lingkungan sekitar. Di halaman rumah, misalnya, ada pohon dengan buah, daun, batang, dan rantingnya. Lalu, ada daun yang mudah kering, buah yang masih muda, masak, atau jatuh membusuk, juga ada pot, batu, rerumputan, kolam ikan, pagar, kunci pagar, dan masih banyak lagi.

Cara bermain:
Ajak bayi ke halaman, dengan digendong atau didudukkan di stroller, lalu kenalkan satu per satu benda-benda tersebut.

Manfaat:
* Meningkatkan pengetahuan bayi, yakni mengenal aneka benda yang ada di lingkungannya.
* Kosakatanya bertambah sehingga secara tak langsung bayi terstimulasi belajar bicara.
* Keberanian bayi untuk bereksplorasi pun meningkat lewat pengalaman-pengalaman yang menyenangkan tersebut.

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)

Pakai Popok Kain, Yuk!

KOMPAS.com - Di tengah melimpahnya produk popok sekali pakai di pasaran, sekelompok ibu justru memilih menggunakan popok kain. Alasan mereka untuk menghemat pengeluaran hingga mengurangi sampah.

Kelompok ibu-ibu yang berasal dari komunitas Milis Popok Kain (MPK) memperlihatkan desain popok kain yang tren pada zaman sekarang ketika merayakan ulang tahun kedua perkumpulan mereka, Sabtu (2/7/2011) lalu di TK Buana Kids, Buncit Indah, Jakarta. Untuk mengisi acara, panitia menggelar workshop membuat popok kain, lomba memakaikan popok kain pada anak, dan lomba membuat popok kain dari bahan yang tersedia di rumah.

”Salah satu semangat menggunakan popok kain adalah mengurangi sampah. Jadi, syarat lombanya adalah memakai bahan bekas yang memang sudah ada di rumah,” kata Eni, salah satu moderator milis.

Maka, jadilah ibu-ibu peserta lomba berkreasi membuat popok, seperti dari kaus yang sudah tidak terpakai atau kombinasi dari bahan kaus dengan kain bedong yang biasa dipakai untuk membungkus bayi. Namun, jangan bayangkan popok kain yang dipakai saat ini sama seperti popok kain zaman dulu, yaitu berupa sehelai kain katun atau kaus yang pada salah satu sisinya diberi tali sebagai pengikat.

Popok kain ”kontemporer” ini memiliki penampilan dan kemasan yang modern dan modis. Umumnya, berbentuk seperti celana dalam, terbuat dari bahan yang nyaman dan aman untuk bayi seperti katun/kaus, ditambah sehelai kain pembalut untuk menampung pipis. Sebagian di antaranya diberi lapisan tahan air untuk menahan rembesan. Motif dan warna kain yang lucu dan cerah membuat popok ini bisa dipakai tanpa tambahan celana dalam.

”Bentuknya seperti celana supaya mudah dan cepat dipakai. Karena itu, harganya memang lumayan mahal. Tetapi, kalau dihitung dengan cermat, pembelian yang mahal untuk popok kain hanya di awal. Setelah itu akan terasa hemat karena popok kain bisa dipakai berulang-ulang setelah dicuci,” kata Eni yang memakaikan popok kain pada anaknya sejak berusia dua bulan.

Ibu lainnya, Inne Utomo (27), juga menjadikan penghematan sebagai alasan memilih popok kain.

”Kalau popok sekali pakai, saya bisa menghabiskan uang Rp 200.000 per bulan karena ternyata anak saya tidak cocok memakai popok sekali pakai yang murah. Itu artinya, dalam setahun saya harus membelanjakan Rp 2,4 juta. Sementara sepuluh buah popok kain yang totalnya Rp 700.000 bisa saya pakai lebih lama dari setahun karena bisa dipakai berulang. Kan prinsipnya cuci, kering, pakai,” kata Inne yang sudah memakaikan popok kain pada anaknya, Kinar (1 tahun 9 bulan), selama 1,5 tahun.

Butuh kreativitas
Selain popok berbentuk celana, popok dengan bentuk sehelai kain masih tetap digunakan. Di samping helaian kain berukuran kecil yang biasanya dipakaikan pada bayi baru lahir, popok seperti ini juga tersedia dalam ukuran yang lebih besar.

Untuk itu, diperlukan kreativitas sang ibu untuk memakaikannya karena popok kain berukuran besar ini harus dilipat-lipat hingga nyaman dipakai bayi. Kalau ibu bisa berkreasi dengan cara melipat, popok dari sehelai kain ini bisa dibentuk seperti celana, seperti yang diperagakan Inne.

Beragam jenis popok kain yang dipajang saat ulang tahun MPK tersebut, dikatakan Eni, adalah produk lokal yang dibuat anggota milis. ”Selain ibu-ibu yang menggunakan popok kain untuk anaknya, milis kami juga beranggotakan ibu-ibu yang akan memilih popok kain, mantan pengguna, sampai ibu-ibu yang kemudian mencoba membuat sendiri popok kainnya,” tutur Eni. Anggota milis saat ini sudah hampir mendekati angka 1.000 orang.

Untuk memberikan peluang usaha pada ibu-ibu yang membuat popok kain, MPK menyediakan waktu khusus untuk promosi, tentu saja melalui dunia maya, yaitu pada hari Kamis. ”Kalau sudah hari promosi, biasanya ada 100 sampai 200 orang yang promosi,” kata Inne yang turut berbisnis popok kain meski tak membuat sendiri.

Tak hanya jadi ajang promosi, MPK juga menjadi sarana berbagi informasi, seperti cara merawat popok hingga media untuk menyebarkan pola popok yang baru. Di luar dunia maya, penyebaran informasi tentang popok kain dilakukan secara personal, mulai dari mengajak saudara, tetangga, teman kantor, arisan, sampai pengajian.

”Efek terhadap pengurangan sampah lumayan besar. Saat ulang tahun pertama MPK, kami mengadakan kegiatan amal di panti asuhan. Di sana, sampah popok sekali pakai dalam sehari bisa mencapai seratus kantong plastik. Untuk mengurangi sampah itu, kami mencoba memperkenalkan popok kain pada panti asuhan,” ujar Eni.

Anna (30) bahkan masih menyimpan popok kain yang pernah dipakai anak pertamanya, Seno (2,5), untuk dipakai anak keduanya yang masih berusia lima bulan dalam kandungan. Anna mengatakan, asal tahu cara memakai dan merawatnya, popok kain bisa tetap bersih.

”Misalnya, popok jangan terlalu lama dipakai, harus diganti 3-4 jam sekali. Cara mencucinya juga tidak merepotkan, sama saja seperti mencuci baju biasa. Yang agak repot mungkin pada saat bepergian. Tetapi zaman sekarang perlengkapan bayi sudah lengkap, ada tas khusus untuk menyimpan popok yang kotor. Tasnya juga bagus lho,” tutur Anna.

Jadi, uang penghematan dari popok bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan bayi lainnya...

(Yulia Sapthiani)

Monday, December 12, 2011

Agar Si Kecil Tak Bergantung pada Bunda

KOMPAS.com - Cara mengoreksi perilaku ketergantungan si batita pada ibu sebenarnya sederhana, yakni dengan memberikan kesempatan pada sosok pengganti (ayah misalnya) untuk berinteraksi dengan si kecil.

Tugas utama ibu adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri si batita, bahwa melakukan aktivitas dengan orang lain, selain ibu, juga mengasyikkan. Berikut langkah-langkahnya untuk menumbuhkan kepercayaan tersebut:

1. Perlihatkan rasa percaya.
Ibu terlebih dahulu harus memiliki kepercayaan bahwa orang lain (ayah) pun sanggup mengasuh si kecil dengan baik. Rasa percaya ini perlu dibangun demi mengusir kegelisahan yang bakal muncul. Perlu diketahui, sinyal kegelisahan ibu bisa ditangkap oleh anak sebab mereka memiliki kepekaan tinggi terhadap perasaan orangtuanya.

2. Ciptakan interaksi untuk menumbuhkan keyakinan.
Pada tahap ini, ibu membujuk si batita untuk mau mencoba berinteraksi dengan ayahnya. Misal dengan mengatakan, "Yuk, bikin susu sama Ayah. Susu bikinan Ayah juga lezat loh." Interaksi ini akan membuka peluang bagi ayah untuk membuktikan dirinya pun mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan ibu.

3. Mendampingi si batita saat proses adaptasi.
Menumbuhkan kepercayaan membutuhkan sebuah proses. Jadi, tak perlu terburu-buru memaksa si batita langsung percaya pada sosok pengganti karena ia tentunya butuh waktu untuk beradaptasi.

Agar proses beradaptasi antara si kecil dan ayahnya itu lancar, ibu sebaiknya masih ada di sekitar mereka kala mereka sedang beraktivitas bersama. Ketika Ayah hendak membuatkan susu bagi si kecil, ibu berbenah di ruangan yang sama sambil bersuara sebagai pertanda ibu masih ada di dekatnya.

4. Secara perlahan tinggalkan si batita.
Cobalah amati, bila si batita sudah tampak nyaman dengan ayahnya, perlahan menjauhlah dengan meminta izin terlebih dahulu sehingga anak tidak merasa ditinggalkan begitu saja. Jangan lupa sampaikan penghargaan kepadanya.

"Ibu mandi dulu ya. Ira minum susu ditemani Ayah. Kan Ira anak pintar. Nanti kita main lagi bertiga ya kalau Ibu selesai Mandi."

5. Tingkatkan frekuensi.
Bila si batita mulai menerima sosok yang diharapkan terlibat dalam pengasuhan, tingkatkan frekuensi aktivitas bersama mereka. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan bersama, niscaya rasa percaya anak kepada orang tersebut akan semakin tinggi. Lama kelamaan si batita tak perlu bergantung lagi pada ibu. Ibu pun tak lagi kerepotan sendirian menghadapi si kecil.

(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)

Wednesday, December 7, 2011

Mengatasi "Gap" Orangtua-Anak

KOMPAS.com - Perbedaan usia yang terlalu jauh antara orangtua-anak, boleh jadi menimbulkan gap. Namun, yang harus diwaspadai adalah ketika terjadi gap mental antara orangtua-anak, apalagi ketika mengasuh anak remaja.

Sani B Hermawan, psikolog keluarga dari Lembaga Daya Insani mengatakan gap mental perlu lebih diwaspadai. Perbedaan usia antara orangtua dan anak yang terlalu jauh takkan menimbulkan masalah jika orangtua dan anak tidak mengalami gap mental.

"Gap terlalu jauh secara mental bikin orangtua dan anak nggak nyambung," kata Sani saat jumpa pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gap mental terjadi ketika orangtua tak memahami dunia anak-anak saat ini. Tak memahami selera musik anak masa kini misalnya, bahkan tidak mengetahui berbagai hal yang disukai anak-anak di zamannya atau ragam hal menarik bagi generasinya.

Karenanya, Sani menegaskan, pentingnya bagi orangtua untuk menjalani dua peran, sebagai teman terlebih dahulu, kemudian sebagai orangtua. Terutama dalam pengasuhan terhadap anak remaja.

Untuk mengatasi gap mental, Sani menyarankan, "Kalau sudah terjadi seperti ini, kakak yang mengambil peran. Kakak perlu lebih dekat dengan si anak remaja ini, dan mengkomunikasikannya dengan orangtuanya," jelasnya.

Selain itu, orangtua juga perlu menyelami dunia anak-anak, membangun kebersamaan dan kekompakan dengan cara menyenangkan. Tak ada kata terlambat untuk mewujudkan kekompakan dengan anak, terutama remaja, agar mereka merasa lebih dekat dan terbuka dengan keluarganya.

Sunday, December 4, 2011

Pertolongan Saat Penyakit Anak Memburuk di Malam Hari

Jakarta, Penyakit tidak pernah datang pada waktu yang tepat. Seringkali anak-anak terbangun di tengah malam akibat gejala penyakit tertentu, padahal kantor dokter sudah tutup dan ibu tidak tahu apakah harus membangunkan dokter atau mencoba mengatasinya sendiri.

Beberapa gejala bisa jadi pertanda bahaya serius, seperti demam tinggi, kesulitan bernapas, ruam yang aneh atau kejang-kejang. Hampir semua gejala pada bayi di bawah 4 bulan memerlukan penanganan langsung oleh dokter, tidak peduli kapanpun waktunya.

Seperti dikutip dari Parenting.com, Minggu (27/11/2011), banyak gejala penyakit pada anak-anak yang memburuk pada malam hari. Meskipun tidak mengancam keselamatan, gejala tersebut dapat membuat anak sengsara.

Dengan sedikit perencanaan dan bantuan dari praktisi kesehatan, beberapa tindakan dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala penyakit pada anak.

Asma dan alergi

"Gejala asma dan alergi seringkali memburuk pada malam hari. Ada banyak faktor yang bermain, tingkat kortisol yang menurun di malam hari dan kortisol memiliki efek pencegahan asma," kata Santiago Martinez, MD, ahli alergi anak dan asisten profesor klinis kedokteran di Sekolah Florida State University Medis di Tallahassee.

Kenaikan histamin juga memicu gejala alergi dan asma. Beberapa alergen seperti debu dan bulu hewan peliharaan lebih banyak ditemui di kamar anak sehingga meningkatkan paparannya ketika anak tidur.

Jika anak mendapat serangan alergi pada malam hari, antihistamin bisa meredam gejalanya. Jika gangguan itu sering terjadi sepanjang tahun, sebaiknya berikan imunoterapi dengan cara memasukkan sejumlah kecil zat pemiocu alergi ke dalam tubuh sehingga tubuh secara perlahan-lahan membangun kekebalan.

Langkah-langkah preventif untuk mengurangi paparan zat pemicu alergi adalah mengurangi paparannya. Arinya, pastikan jendela kamar anak tetap tertutup, tidak menempatkan boneka atau binatang berbulu di dalam kamarnya. Bisa juga memasang penyaring yang dirancang untuk menjebak partikel yang sangat kecil yang dapat memperburuk gejala alergi.

Batuk

Batuk dapat diakibatkan oleh infeksi virus yang menetap di saluran napas atas dan kotak suara, dan biasanya menyerang saat anak sedang pilek. Karena menyebabkan pembengkakan pita suara, batuk juga bisa disertai oleh napas yang cepat atau bising.

Batuk hampir selalu memburuk pada malam hari karena aliran darah ke saluran pernapasan mengalami perubahan ketika anak berbaring. Udara yang kering juga dapat memperburuknya.

"Mulailah dengan memberikan obat ibuprofen untuk mengurangi parahnya pembengkakan di saluran udara dan meredakan rasa tidak nyaman," kata Andrea Leeds, MD, seorang dokter anak di Bellmore, New York, dan anggota American Academy of Pediatrics.

Jika anak berusia 12 bulan ke bawah, jangan gunakan ibuprofen kecuali dokter mengijinkan. Kemudian lepas popok atau celananya, nyalakan shower, dan dudukkan di kamar mandi yang beruap selama lima belas menit.

Setelah itu, kenakan pakaian dan bungkuslah dengan selimut. bawalah dia ke luar rumah agar terpapar udara malam yang dingin. Jika ketika itu musim panas, paparkan dengan freezer atau pendingin udara selama setidaknya lima menit.

Uap akan melemaskan saluran udara dan pita suara, sedangkan udara dingin dapat mengurangi bengkak. Kombinasi ini seringkali mampu mengontrol gejala batuk sampai keesokan harinya.

Sakit telinga

Infeksi di telinga tengah atau di liang telinga dapat semakin terasa gejalanya ketika berbaring sebab meningkatkan pengumpulan cairan dan memberikan tekanan ekstra pada jaringan yang meradang.

Ibuprofen dapat diberikan untuk anak-anak berusia 12 bulan ke atas. Asetaminofen dapat membantu meringankan sakit.

"Panaskan minyak zaitun sesendok makan dalam microwave sampai hangat tapi tidak sampai panas. Berikan 2-3 tetes minyak hangat di telinga yang terkena untuk menenangkan membran telinga," kata Dr Leeds.

Menempelkan kain hangat basah di telinga anak juga dapat membantu. Terkadang perlu antibiotik untuk membersihkan infeksi jika tidak sembuh dengan sendirinya. Jika anak rentan terhadap antibiotik, tanyakan kepada dokter tentang resep obat tetes telinga untuk mematikan rasa sakit.

Demam

Demam memburuk pada malam hari karena suhu tubuh naik secara alami di malam hari sehingga demam yang ringan di siang hari dapat naik dengan mudah ketika tidur.

Pertama, periksa suhu anak. Lakukan lewat dubur rektal jika anak berusia di bawah 6 bulan. Demam di atas 38° C pada bayi dibawah 3 bulan memerlukan penanganan langsung oleh dokter.

Hal yang sama berlaku jika suhu tinggi pada anak disertai dengan kelesuan, muntah, diare, leher kaku, atau ruam yang tidak biasa.

"Asetaminofen juga dapat diberikan. Tunggulah dulu selama setengah jam, dan periksa suhunya lagi. Jika belum mulai turun dan usianya lebih tua dari setahun, berikan anak beberapa ibuprofen juga. Obat-obat ini dapat digunakan bersama dipisahkan jarak setengah jam. Asetaminofen dapat diberikan setiap empat jam, dan ibuprofen diberikan setiap enam sampai delapan jam," kata Dr Leeds.

Anak dapat dimandikan pada suhu ruangan (25° - 27° C) untuk membantu mendinginkan suhu tubuhnya. Pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan air, susu formula atau ASI jika masih bayi sebelum anak kembali tidur.

Kulit gatal

Kulit gatal memburuk di malam hari karena ketika anak diam dan berbaring, rasa gatal lebih mudah dirasakan. Gatal-gatal dapat diakibatkan tanaman rambat, gigitan serangga, eksim, atau sengatan matahari. Dan jika kulit gatal disebabkan oleh alergi, kenaikan kadar histamin dapat membuatnya lebih buruk.

Untuk gatal karena eksim, gunakan pelembab untuk membersihkan tubuhnya sebelum tidur. Pijatan juga dapat menenangkan. Penting juga untuk menjaga kelembaban udara di dalam kamar.

Apabila gatal disebabkan ruam alergi, Antihistamin dapat membantu meringankan gejalanya. Krim cortisone oles juga dapat membantu. Jangan menggunakan jenis produk tertentu sebelum berkonsultasi dengan dokter anak.

Hidung Tersumbat

Hidung tersumbat memburuk pada malam hari sebab saluran hidung makin mengecil ketika tidur. Gunakan obat tetes atau semprot hidung untuk melembabkan membran dan mengencerkan lendir sehingga memudahkan anak melesitkan lendir atau diseka dengan kain.

Dekongestan bisa membantu meringankan gejala hidung tersumbat. Tapi penggunaannya tidak direkomendasikan untuk anak berusia di bawah 2 tahun.

Muntah

Pastikan anak tidak memuntahkan darah. Hubungi dokter jika hal itu terjadi, sebab dapat menunjukkan kondisi yang serius. Hal yang sama berlaku jika muntah disertai rasa nyeri di sisi kanan bawah perut.

Jika muntah disebabkan perjalanan, usaplah anak dengan kain dingin dan basah di dahi dan wajahnya, kemudian biarkan dia kembali tidur. Tempatkan mangkuk plastik atau wadah lain di dekat tempat tidurnya jika ia merasa mual lagi.

"Jika anak masih terjaga tetapi tidak muntah lagi, berikan anak cola atau minuman jahe. Satu sendok makan sirup pear atau peach setiap lima belas menit juga dapat membantu," kata Philip Itkin, MD, profesor klinis pediatri di University of Nebraska Medical College di Omaha.

http://www.detikhealth.com

Kapan Batuk Anak Perlu Diwaspadai?

Jakarta, Setiap orangtua pasti akan merasa panik dan stres jika melihat anak-anaknya sakit, tak terkecuali ketika si kecil mengalami batuk-batuk. Tapi kapan batuk si kecil perlu diwaspadai?

Anak kecil yang mengalami batuk terus menerus bisa membuat orangtua khawatir karena dapat mengganggu aktivitas si kecil sehari-hari dan juga waktu tidurnya. Tapi ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan orangtua jika batuk anak tak kunjung sembuh.

"Biasanya batuk terjadi selama 7-10 hari setelah pilek berhenti. Tapi jika batuk mulai mengganggu tidur, ada demam yang menyertai atau batuk yang terjadi menyebar di rumah, maka perlu diwaspadai," ujar Dr Elaine Schulte, dokter anak dari Clevelend Clinic, seperti dikutip dari Foxnews, Sabtu (3/12/2011).

Schulte menuturkan sebagian besar anak mengembangkan batuk yang disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernapasan atas, dan biasanya dengan memperbaiki kelembaban lingkungan bisa cukup membantu kondisi tersebut.

"Petunjuk lain yang bisa membantu adalah menjaga cairan di bagian belakang tenggorokan tetap lembab. Umumnya anak-anak yang sudah besar bisa mengonsumsi obat batuk untuk membantu mengatasinya," ungkapnya.

Berdasarkan American Academy of Pediatrics, studi menunjukkan jika obat batuk yang diberikan pada anak-anak berusia di bawah 6 tahun tidak bekerja, kemungkinan ada efek samping yang cukup serius.

"Jika anak Anda batuk, maka cara terbaik adalah mendorong cairan atau lendir tersebut untuk keluar sehingga tidak terjebak di dalam paru-paru yang bisa menyebabkan pneumonia," ujar Schulte.

Lebih lanjut Schulte menuturkan jika batuk berlangsung lebih dari 10 hari, maka orangtua harus menghubungi dokter untuk memastikan si kecil tidak mengalami pneumonia, batuk rejan atau infeksi sinus.

(ver/ir)

http://www.detikhealth.com

Thursday, December 1, 2011

Berikan Anak Belaian 4-12 Kali Sehari

KOMPAS.com - Virginia Satir, penulis buku, terapis, dan juga pemerhati perkembangan anak dari Amerika, menyarankan orangtua untuk membelai atau memeluk anak sebanyak 4-12 kali sehari. Belaian dan pelukan merupakan satu dari enam pilar pola asuh positif yang penting untuk tumbuh kembang anak.

Membelai atau memeluk anak empat kali sehari penting untuk survival, delapan kali untuk pemeliharaan sistem tubuh, dan 12 kali untuk pertumbuhan anak. Pelukan dan belaian bisa dilakukan secara spontan, saat pagi setelah bangun tidur, siang, sore, bahkan malam menjelang tidur.

Saat membelai atau memeluk, tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini membantu meningkatkan daya tahan tubuh, membuat tubuh lebih sehat karena tubuh merasa disayang, diterima, dihargai juga akan mendukung tumbuh kembang lebih kondusif.

Selain belaian atau pelukan, orangtua juga perlu berkomunikasi dan bermain bersama anak. Ajak anak mengobrol tentang segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Bisa tentang pelajaran di sekolah, aktivitasnya sepanjang hari, permainan yang disukai, cita-cita, hingga keluh kesah yang sedang dirasakan.

Dengan meluangkan waktu untuk mengobrol, anak akan merasa lebih nyaman. Secara tak langsung orangtua sebenarnya sedang membelai anak dengan cara lain. Tak hanya mengobrol, orangtua juga bisa bermain bersama. Pilihlah permainan yang disukai anak, sehingga mereka akan melakukannya dengan senang hati.

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki/Gazali Solahuddin/Hilman Hilmansyah)

4 Cara Merespons Emosi Negatif Anak

KOMPAS.com - Jika pola asuh tak sesuai dengan usia anak, kelewat mendikte, terlalu menuntut lebih, anak harus pintar dan sempurna, serta lainnya sejenis itu, akan membuat anak merasa tak nyaman dan emosi negatifnya semakin menjadi. Orangtua perlu mempraktikkan enam pilar pola asuh positif, salah satunya memahami emosi negatif anak.

Kunci memahami emosi negatif anak adalah mendengarkan keinginan anak, karena kebutuhan anak adalah keinginan didengar, dipahami, dihargai, dilindungi, dan lain-lain. Saat anak sedang marah atau mengalami emosi negatif, orangtua sebaiknya melakukan tip di bawah ini:

1. Validasi atau pahami perasaan atau emosi negatif anak. Misal, "Ayah paham perasaanmu yang sedang sedih, coba ceritakan kepada Ayah supaya kamu lega." Dengan cara ini, anak merasa didengarkan.

2. Hindari memperbaiki perasaan anak. "Ayah tidak suka wajah kamu yang merengut. Coba lihat di cermin." Tanggapan seperti ini hanya akan memblok perkembangan emosional intellegence anak. Biarkan anak mengekspresikan emosi negatifnya, tentu dengan cara yang tidak berlebihan.

3. Berikan batasan, seperti, "Ayah paham, kamu marah. Tapi kamu harus tetap menjaga diri dengan baik. Ayah sayang kamu, Nak." Tujuannya, supaya anak tidak melakukan aksi fisik, ngamuk, melempar barang, dan sebagainya.

4. Berikan pilihan dan dukungan saat anak sudah tenang. Hindari pertanyaan, "Kenapa kamu marah?" Sebaiknya, "Ayah perhatikan, kamu sedang kesal. Ada apa, Sayang?" Pun hindari menyalahkan anak saat ia mengungkapkan kekesalannya, tapi berikan dia waktu untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya. Setelah itu, berikan dukungan kepadanya.

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki/Gazali Solahuddin/Hilman Hilmansyah)

Saturday, November 26, 2011

Penyakit Khas di Musim Penghujan

Penyakit Khas di Musim Penghujan. 3 Penyakit Khas di Musim Penghujan. Sejumlah penyakit khas sering muncul di musim hujan. Bagaimana mencegahnya?- Udara lembap yang datang bersama musim penghujan menyebabkan organisme penyebab penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit, tumbuh kian subur. Akibatnya, muncul sejumlah penyakit khas yang sering muncul di musim hujan. Apa saja jenis penyakit tersebut dan bagaimana mencegahnya?

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyebab: Virus Dengue

Penyakit disebarkan oleh nyamuk Aides aegypti ini hampir tak pernah absen setiap kali tiba musim penghujan. Usaha pencegahan terpenting yang dapat Anda lakukan adalah dengan membasmi nyamuk, baik dalam bentuk nyamuk dewasa maupun jentik.

Cara mencegahnya, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M:

1. Menguras tempat penampungan air, seperti bak, vas atau pot bunga.
2. Menutup rapat tempat penampungan air
3. Menimbun/menyingkirkan barang-barang bekas yang bisa menampung air

Leptospirosis

Penyebab: Bakteri Leptospira

Penyakit ini sering menyerang korban banjir. Penyakit ini ditularkan lewat genangan air yang tercema r urine binatang (hewan ternak, kuda, anjing, dan tikus) yang mengandung kuman.

Cara masuk kuman ke dalam tubuh manusia ada dua macam. Pertama, melalui luka pada kulit. Kedua, ketika kulit terlalu lama terendam genangan air. Meski tidak ada luka, kalau terendam air terlalu lama, pori-pori kulit akan membesar sehingga memungkinkan kuman masuk.

Deman Tifoid

Penyebab: Bakteri Salmonella Thypi

Penyakit ini sering kali identik dengan perilaku jorok. Misalnya, makan sembarangan di pinggir jalan tanpa memperhitungkan kebersihannya, atau malas mencuci tangan sebelum makan.

Demam tifoid atau yang biasa dikenal dengan tipes memang ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri. Kuman masuk ke dalam lambung, kemudian masuk ke usus dan berkembang biak di sana. Pertumbuhan kuman inilah yang menimbulkan gejala penyakit.

Untuk menghindari penyakit ini, tidak ada jalan lain kecuali menjaga kebersihan. Baik kebersihan makanan, tubuh, dan lingkungan sekitar. ( vivanews.com )

Penyakit yang Rajin Datang Saat Musim Hujan

MUSIM hujan telah tiba. Transisi musim, dari panas ke hujan datang tiba-tiba beberapa waktu kemarin. Hal ini tentu sangat patut untuk disyukuri mengingat lamanya waktu musim panas kemarin. Panas yang sangat terik di siang hari, beberapa hari belakangan juga sudah tak sering kita rasakan. Namun demikian, musim hujan yang baru saja datang juga membawa segudang dampak negatif. Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor misalnya. Selain itu musim hujan juga membawa penyakit.

Musim hujan yang baru saja datang memunculkan berbagai macam penyakit. Demikian ini beberapa penyakit yang muncul saat musim hujan.

Pertama adalah penyakit yang datang melalui virus berbahaya, seperti flu, demam berdarah, diare dan muntah.

Kedua adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan parasit. Penyakit yang kedua ini biasanya muncul karena bencana yang ditimbulkan akibat musim hujan. Volume air meluap, ditambah saluran air yang tidak berjalan lancar sebagaimana mestinya menyebabkan bakteri dan parasit dari bahan makanan bekas atau kotoran yang terbawa air ke permukaan menyebar. Penyakit yang ditimbulkan adalah diare, disentri, cacingan.

Ketiga penyakit kulit yang disebabkan jamur, karena kelembaban pada pakaian yang tidak bisa dikeringkan dengan baik, menyebabkan jamur kulit seperti di selangkangan, sela jari kaki, lipat payudara.

Keempat adalah penyakit yang tidak berhubungan dengan lingkungan tapi terkait dengan perubahan cuaca adalah seperti, Asma dan hidung tersumbat. Asma kalau peka terhadap cuaca jadi sering kambuh sedangkan hidung tersumbat karena keseimbangan persyarafan didaerah hidung terganggu

http://suaramerdeka.com

Musim hujan waspadai penyakit demam berdarah

Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyatakan, penyakit demam berdarah harus tetap diwaspadai selama musim hujan sehingga masyarakat tetap diminta untuk menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan.

"Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan bisa dilakukan dengan menguras bak penampung air, atau tempat-tempat lain yang berpotensi menampung air yang bisa digunakan oleh nyamuk berkembang biak, seperti ban bekas atau kaleng bekas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, tercatat ada sebanyak 434 kasus demam berdarah di wilayah tersebut hingga September dan terdapat dua pasien meninggal dunia.

Tuty mengatakan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kasus demam berdarah di wilayah adalah dengan program `community deal` yaitu kesepakatan masyarakat untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.

Selain "community deal", upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut adalah dengan membentuk Laskar Berlian, yaitu sebutan bagi juru pemantau jentik cilik karena terdiri dari siswa tingkat SD dan SMP.

"Anak-anak sangat mungkin menjadi juru pemantau jentik, karena merekan akan lebih bisa diterima oleh warga saat melakukan pemantauan di rumah-rumah dibanding jumantik dari orang dewasa," katanya.
(E013)

Editor: Desy Saputra

http://www.antaranews.com

6 Kiat Berbelanja Hemat di Supermarket

KOMPAS.com - Saat memasuki minimarket atau supermarket, seperti apa gaya belanja Anda? Apakah Anda mampu mengontrol diri dengan hanya membeli barang yang ada dalam daftar belanja, atau justru melenceng dari niat belanja Awal sehingga akhirnya barang yang Anda belanjakan melebihi anggaran? Agar efektif dan berhemat saat berbelanja di supermarket, simak kiatnya.

1. Belanja makanan seminggu sekali.
Mulailah kebiasaan belanja efektif dengan hanya belanja makanan satu kali dalam sepekan. Tempelkan catatan magnetik di lemari es Anda, sediakan juga pena di dekatnya. Saat kehabisan stok makanan dan minuman di lemari es, segera tuliskan di catatan tadi.

Kebiasaan ini memiliki dampak besar pada anggaran belanja rumah tangga Anda. Karena tanpa daftar belanja yang pasti, Anda cenderung akan bolak-balik ke supermarket atau bahkan minimarket terdekat. Cara seperti ini tidak efisien, baik untuk keuangan maupun waktu Anda. Pasalnya, saat mendatangi supermarket berulang kali, Anda mungkin saja tergiur dengan tawaran diskon atau barang lain yang sebenarnya tak Anda butuhkan.

Sebaiknya, luangkan waktu satu minggu sekali untuk membelanjakan kebutuhan makanan minuman, dan Anda bisa fokus memenuhi semua kebutuhan penting ini tanpa perlu terburu waktu. Pastikan Anda membawa daftar belanja saat pergi ke supermarket.

2. Tak perlu pakai keranjang?
Jika Anda ke supermarket untuk membeli sebotol air, saat dalam perjalanan misalnya, tak perlu menggunakan keranjang. Saat Anda akan membeli beberapa item, lebih dari tiga barang misalnya, pilih keranjang bukan troli. Rencana awal Anda yang hanya ingin membeli beberapa barang bisa berantakan lantaran menggunakan troli. Pasalnya Anda cenderung akan menjadi pebelanja impulsif dengan membeli barang yang sebenarnya tak masuk dalam daftar belanja.

3. Catat harga 12 produk.
Selain catatan daftar belanjaan, Anda juga memerlukan catatan berisi daftar harga 12 kebutuhan rutin yang penting. Cek lemari es dan dapur Anda, apa saja 12 kebutuhan penting tersebut. Biasanya, susu, roti masuk dalam daftar. Tuliskan masing-masing produk di satu halaman buku sebagai judul utama.

Bawa catatan ini setiap kali Anda berbelanja di supermarket. Lalu catat berapa harga dari setiap produk, termasuk ketika supermarket menyertakan produk tersebut dalam program diskon mereka. Catat juga berapa harga setelah diskon. Anda juga bisa membandingkan harga dari satu supermarket dengan supermarket lainnya. Selisih harga bisa menghemat keuangan keluarga, bukan?

4. Pastikan harga di kasir benar.
Petugas kasir tak selalu mengikuti update harga produk atau produk yang sedang diskon. Pastikan harga yang Anda lihat di rak sama dengan harga yang di kasir. Jika harganya keliru, Anda berhak untuk menegurnya.

5. Gunakan kartu diskon dengan baik.
Supermarket biasanya menawarkan Anda kartu diskon untuk pembelanjaan produk tertentu. Jika Anda terbiasa berbelanja di beberapa supermarket, dan Anda memiliki kartu diskon dari semua supermarket itu, hati-hatilah saat memakainya.

Pastikan kartu diskon tersebut dapat berfungsi dengan baik. Ada kalanya kartu diskon tak berlaku karena cara memperlakukannya keliru. Misal, karena cara menyimpannya tak benar, kartu tak terbaca saat petugas kasir memindainya. Pastikan juga kartu diskon berfungsi, artinya, Anda benar-benar mendapatkan potongan harga dari kartu diskon tersebut.

6. Jangan tergoda kemasan.
Saat membeli salad misalnya, lebih baik Anda memilih berbagai bahan salad secara mandiri, bukan dengan memilih salad yang sudah dikemas rapi. Kemasan rapi mungkin maksudnya adalah untuk mempermudah Anda, namun ada biaya di baliknya. Harganya tentu berbeda ketika Anda membeli salad dalam kemasan, dengan salad yang Anda pilah-pilih sendiri kemudian Anda satukan dalam mangkuk misalnya. Anda bisa menghemat uang dengan menyampingkan kenyamanan.

Monday, November 21, 2011

Pencegahan dan Pengobatan Diare pada Anak di Rumah

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Namun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai pencegahan dan pengobatan diare di rumah.

Pola buang air besar pada anak
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.

Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).

Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat.

Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.

Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:

Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).

Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.

Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.

Pengobatan dimulai di rumah ?
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin
Larutan Garam-Gula
Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.
Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel 2).

Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
Kapan dirujuk ke puskesmas atau dokter ?

Anak dirujuk ke puskesmas atau dokter bila:
Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat
Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil
Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).

Pencegahan diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
Penyiapan makanan yang higienis
Penyediaan air minum yang bersih
Kebersihan perorangan
Cuci tangan sebelum makan
Pemberian ASI eksklusif
Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
Tempat buang sampah yang memadai
Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
Lingkungan hidup yang sehat

Tabel 2. Pengobatan diare di rumah
Derajat dehidrasi
Jenis
cairan
Jumlah
cairan
Jadwal pemberian
Belum dehidrasi
Cairan rumah tangga atau oralit
10 ml per kg berat badan setiap kali mencret
24 jam
Dehidrasi ringan
Oralit
50 ml per kgbb
10 ml per kgbb tiap mencret
3 jam
24 jam

Dehidrasi sedang
Oralit
100 ml per kgbb
10 ml per kgbb tiap mencret
3 jam
24 jam

Dehidrasi berat
Segera dibawa ke Puskesmas atau RS karena anak perlu mendapat infus
Penutup
Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.

Sumber : idai.or.id

Jika Bayi Mencret

Jika Anda masih beranggapan diare pada bayi lebih berbahaya ketimbang pada anak-anak yang lebih besar, sebaiknya buang jauh-jauh. Pola pikir seperti itu dapat menyesatkan dan berakibat gawat
Kehilangan cairan dalam jumlah besar jika tak segala diganti akan berakibat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), dan berakibat fatal, baik pada bayi, anak-anak atau bahkan orang dewasa
Lupakan anggapan jika bayi mencret dalam jumlah tak wajar, itu pertanda menjadi pintar! Mitos ini keliru.

Saat ini, diare masih menjadi penyebab kematian pada bayi dan balita. Terutama pada peralihan musim, dimana diare jamak berkembang

Anak dikatakan menderita diare jika buang air besar lebih dari 5-6 kali sehari. Namun tak selamanya mencret dikatakan diare. Misalnya pada bayi yang berusia kurang dari sebulan, yang bisa buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak

Bagaimana diare yang perlu diwaspadai? Jika volume feses dalam jumlah banyak, sangat encer seperti air beras, berbau busuk, berlendir atau berdarah dan warnanya berubah, segera bawa bayi atau balita Anda ke dokter.

Apa tanda-tanda dehidrasi? Anak menunjukkan gejala kehausan, berat badan turun, elastisitas kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir pada bibir, mulut dan kulit tampak kering. Kalau anak menderita diare, beri minum segelas air dicampur garam atau cairan oralit habis buang air besar.

Tips penanganan diare pada bayi dan anak:
Pada bayi jangan sembarangan mengganti susu formula, apalagi kalau hanya termakan bujukan iklan. Mengganti susu sembarangan bisa jadi pencetus diare pada anak.

Sebisa mungkin pertahankan ASI agar kekebalan tubuh bayi tetap optimal
Jika masih diare, hindari makanan yang sukar dicerna, seperti serat, lemak dan vitamin. Sebagai gantinya beri bubur, daging atau ikan halus, apel dan pisang. Boleh juga beri balita susu rendah lemak (susu formulasi khusus)

Beri minum sebanyak mungkin untuk menghindari dehidrasi, terutama larutan garam
Anak diberi obat diare. Salah satu contoh obat diare yang dapat menetralisir kuman atau racun di dalam saluran pencernaan yaitu kaolin dan pectin. Kaolin dan pectin ini bekerja pada usus besar untuk menyerap kuman atau racun yang terdapat di dalamnya

Jika keadaan tak segera membaik, segera bawa ke dokter untuk pertolongan lebih lanjut.

hanyawanita.com

Kiat Mengatasi Diare

Bulan ini kita memasuki musim kemarau, yaitu musim di mana suhu akan lebih panas dari biasa sehingga mengakibatkan mengeringnya sungai dan berkurangnya sumber air minum bagi manusia. Kondisi tersebut lebih diperparah dengan semakin kurangnya pohon dan hutan di Indonesia serta bertambahnya penduduk Indonesia. Kondisi tersebut akan biasanya akan menyebabkan berkurangnya perhatian akan kebersihan air yang pada ujungnya berpotensi menimbulkan penyakit mencret.

Bulan ini kita memasuki musim kemarau, yaitu musim di mana suhu akan lebih panas dari biasa sehingga mengakibatkan mengeringnya sungai dan berkurangnya sumber air minum bagi manusia. Kondisi tersebut lebih diperparah dengan semakin kurangnya pohon dan hutan di Indonesia serta bertambahnya penduduk Indonesia. Kondisi tersebut akan biasanya akan menyebabkan berkurangnya perhatian akan kebersihan air yang pada ujungnya berpotensi menimbulkan penyakit mencret.

Salah satu kasus terjadi pada bayi berusia 7 bulan yang menderita mencret-mencret hebat, yang datang pada minggu pertama bulan Agustus dalam keadaan kejang dan dehidrasi. Dari keterangan dengan orang tuanya didapatkan bahwa anak ini telah dirawat sebelumnya pada akhir bulan Juli di RS H.K. dengan kasus yang sama pada ruang gawat darurat. Dalam pemeriksaaan didapatkan adanya tanda tanda kekurangan cairan berat yang terlihat dari mata yang bertambah cekung, mulut yang kering dan keriput, mencret yang berupa air tanpa darah, panas yang mencapai 39,5o C, menurunnya tegangan kulit perut/berkeriputnya kulit, suara tangis bayi yang serak dan denyut nadi 94 denyut per menit. Pasien tersebut segera dirujuk ke RS H.K. dan langsung masuk gawat darurat untuk mengatasi kekurangan cairan. Dari Jawaban rujukan didapatkan bahwa terdapat infeksi E. Coli pada pencernaan bayi tersebut.

Penyakit diarrhea merupakan salah satu penyakit tersering mengenai manusia, dan sering bersifat fatal. Diarrhea dapat disebabkan oleh ketidak sesuaian makanan, infeksi virus, kuman atau parasit, dan dapat juga disebabkan oleh obat obatan. Pada bayi bila disebabkan ketidak sesuaian makanan biasanya akan disertai adanya darah dikotoran. Sedangkan akibat virus, kuman atau parasit biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar virus, kuman atau parasit.

Berdasarkan jawaban rujukan dari RS bahwa didapati kuman E.Coli di kotoran bayi, saya meminta keluarga tersebut memakai air kemasan yang terjamin kebersihan untuk membuat susu bagi bayi mereka. Ternyata hingga
kini bayi tersebut tidak menderita mencret kembali, walaupun memakai susu yang sama. Tentunya pada bayi penularan pasti akibat makanan atau minuman yang diberikan oleh ibu atau yang merawat bayi. Dari keterangan bapak bayi, didapatkan penjelasan bahwa selama 2 bulan ini mereka sudah memakai air bersih dari kemasan isi ulang.

Salah satu penelitian Departemen Kesehatan di tahun 2003 memperlihatkan bahwa 98% air kemasan isi ulang tercemar kuman E.Coli yang berpotensi menyebabkan mencret pada manusia. Kuman E.Coli biasanya ditemukan pada manusia pembawa kuman (carrier/penular) dan bila ditemukannya kuman E.Coli pada air minum memastikan bahwa air yang diminum telah tercemar kotoran manusia. Memang tidak semua manusia yang terkena kuman E.Coli pasti akan mencret, namun potensial dapat menjadi pembawa kuman.

Bagaimana penanggulangan awal mencret pada bayi ? Bila tidak disertai panas, segera diberikan cairan oralit secara berkelanjutan selama anak tersebut masih muntah atau mencret. Cairan oralit dapat dibeli di Apotik dengan harga murah, namun bila perlu dapat dibuat sendiri dengan cara 1 gelas belimbing air bersih (200 cc) di campur 1 sendok teh gula pasir dan sedikit garam dapur (seujung pisau garam dapur). Pemberian gula berlebihan atau garam berlebihan berpotensi menyebabkan muntah atau mencret berkelanjutan. Pemberian paracetamol bentuk tetes /syrup dapat dilakukan bila bayi terasa hangat dengan dosis yang sesuai usia.
Kapan bayi perlu dibawa ke dokter?

Bayi segera dibawa ke dokter bila mencret > 5 x sehari dengan jumlah kotoran banyak atau > 10 x bila jumlah kotoran sedikit (kecepirit). Segera bawa ke rumah sakit bila terdapat tanda kekurangan cairan berat seperti kulit perut keriput bila ditarik, panas lebih dari 39 derajat, suara serak, atau anak diam saja bila kulit dicubit/dirangsang.

http://www.yastroki.or.id

Diare pada Bayi

Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi.

PENYEBAB

Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.
Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi.
Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.
Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.

GEJALA

Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.
Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya:
- penurunan berat badan
- penurunan frekuensi berkemih
- warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat
- haus (rasa haus bisa ditunjukkan dengan menangis dan rewel)
- menangis tanpa air mata.

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih.
Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
PENGOBATAN

Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.
ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.
Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan.
Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

PENCEGAHAN

Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
Diare (Mencret) adalah berak encer (biasanya 4 x atau lebih dalam sehari), kadang-kadang disertai:
- Muntah
- Badan lesu atau lemah
- Panas
- Tidak nafsu makan
- Darah dan lender dalam kotoran

Diare dapat disebabkan oleh:

Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit
Allergi terhadap makanan atau obat tertentu 3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti:
Campak
Infeksi telinga
Infeksi tenggorokan
Malaria, dll
Diare (mencret) terutama pada Balita Sangat Berbahaya. Karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan.

Kematian akibat diare (mencret) dapat dicegah.

Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja.

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan).
Tanda-tandanya:
- Berak cair 1-2 kali sehari
- Muntah tidak adaB - Haus tidak ada
- Masih mau makan
- Masih mau bermain

Tindakan:
- Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasanya
- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
- Makanan diberikan seperti biasanya
- Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas terdekat

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
Tanda-tandanya:
- Berak cair 4-9 kali sehari
- Kadang muntah 1-2 kali sehari
- Kadang panas
- Haus
- Tidak mau makan
- Badan lesu lemas

Tindakan:
- Berikan oralit
- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
- Teruskan pemberian makanan
- Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang
- Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke Puskesmas terdekat.

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.
Tanda-tandanya:
- Berak cair terus-menerus
- Muntah terus-menerus
- Haus sekali
- Mata cekung
- Bibir kering dan biru
- Tangan dan kaki dingin
- Sangat lemah
- Tidak mau makan
- Tidak mau bermain
- Tidak kencing 6 jam atau lebih
- Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

Tindakan:
- Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas Perawatan
- Oralit dan ASI diteruskan selama masih bisa minum

Takaran pemberian Oralit.
Umur Jumlah Cairan
Di bawah 1 thn 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret Di bawah 5 thn (anak balita) 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret. Anak diatas 5 thn 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret Anak diatas 12 thn & dewasa 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200 cc).

Dimana Oralit dapat diperoleh:
Oralit dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Apotik dan Toko Obat
Penyakit Diare dapat ditularkan melalui:
- Pemakaian botol susu yang tidak bersih
- Menggunakan sumber air yang tercemar
- Buang air besar disembarang tempat
- Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Bagaimana mencegah penyakit diare:

Penyakit diare dapat dicegah melalui:
1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
2. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bulan

Sumber: Milis Balita-Anda
http://www.balita-anda.com

Saturday, November 19, 2011

Ayah bukan Hanya "Figuran" di Keluarga

KOMPAS.com - Para ayah punya peran penting dalam keluarga, terutama dalam pengasuhan anak. Menjadi seorang ayah harus profesional, peduli, perhatian dan hadir secara utuh dalam keluarga, bagi anak-anak juga pasangannya. Ayah juga harus memainkan peran sebagai pelaku utama, bukan hanya figuran dalam keluarga.

Inilah pesan yang disampaikan Ketua Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Dr Seto Mulyadi, di sela pembukaan Indonesia Maternity Baby & Kids Expo di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jumat (11/11/2011) lalu.

Kepada Kompas Female, ayah empat anak yang akrab disapa Kak Seto ini menjelaskan pentingnya peran ayah bagi anak-anak dan pasangan, dalam membangun sebuah keluarga.

"Penelitian di luar negeri menunjukkan para pelaku kriminal presentasi terbesarnya adalah orang yang tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya. Ayah harus menjadi pelaku utama bersama ibu, bukan figuran, dalam keluarga," kata Kak Seto yang mengaku keempat anaknya memiliki kedekatan emosi yang kuat dengannya lantaran hubungan ayah-anak telah dibangun sejak belia melalui komunikasi yang baik.

Kak Seto melanjutkan, dari data yang masuk ke Komnas PA, 80 persen pelaku kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak adalah para ibu, dengan adanya kontribusi dari ayah. Kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak, terjadi bukan karena ibu yang jahat, tetapi karena ayah yang tidak peduli, tegasnya.

Mengapa ayah perlu peduli?
Kehadiran ayah secara nyata di rumah, berdampak bukan hanya kepada psikologis anak namun juga ibu. Sosok ayah dibutuhkan oleh anak laki-laki, juga anak perempuan. Ibu juga membutuhkan peran ayah dalam pengasuhan untuk menimbulkan rasa aman, kebersamaan, dan pekerjaan rumah tangga yang lebih ringan. Bahkan, kehadiran peran ayah di rumah secara utuh juga memperkokoh nilai perkawinan, jelas Kak Seto.

"Dari segi psikologis, anak membutuhkan model perilaku maskulin dari ayahnya. Anak perempuan pun membutuhkan model ini untuk mengembangkan kemampuannya menghadapi pasangan hidup nantinya," tambahnya.

Anak perempuan dapat lebih mampu memahami perilaku laki-laki karena kedekatan yang terbangun antara dia dengan sang ayah. Kedekatan hubungan ayah dengan anak-anak juga berperan penting bagi pasangan dan hubungan pernikahan. Ibu yang merasa dibantu dalam menjalankan peran pengasuhan menimbulkan perasaan lebih aman dan nyaman, yang berpengaruh pada keharmonisan keluarga.

Menguatkan pernikahan
Kepedulian ayah terhadap keluarga menjadi penting untuk menguatkan perkawinan, kata Kak Seto. Selain itu kedekatan hubungan ayah dengan seluruh anggota keluarganya, mengembangkan rasa percaya diri ayah.

"Tidak ada gunanya sukses di luar, namun saat kembali ke rumah, ayah tak dekat dengan anak. Mendapat pengakuan di rumah, apalagi dari anak-anak penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi seorang ayah," lanjutnya.

Menjadi ayah harus profesional, tegas Kak Seto. Langkah awalnya adalah dengan membangun kedekatan bersama anak-anak. Jangan pernah menjadikan keterbatasan waktu atau kesibukan bekerja sebagai alasan untuk tak dekat dengan anak. Karenanya kemampuan manajemen waktu menjadi penting dimiliki setiap ayah.

Komunikasi sejak dini
Untuk menjadi ayah yang peduli dan profesional, langkah awalnya mulai membiasakan kekuatan verbal, membangun komunikasi dengan anak sejak dini. Dengan begitu, anak akan terbuka berbicara dan mengungkapkan pikiran dan ekspresinya kepada orangtuanya.

Jika ingin menyontoh Kak Seto, bacakan dongeng kepada anak sejak dini. Kemampuan berdialog antara orangtua-anak semakin berkembang dari kebiasaan membacakan dongeng ini. Atau Anda dan pasangan punya cara lainnya?

Anak Sulit Dilarang? Begini Triknya

KOMPAS.com — Anak merengek atau menolak melakukan sesuatu yang kita perintahkan tentu hal yang sudah biasa. Tugas kita sebagai orangtualah untuk memberi tahu dan melarang anak agar tak melakukan hal-hal yang salah, demikian konsultan anak Hanny Muchtar Darta, saat talkshow "Pentingnya Kecukupan Asupan Vitamin dan Mineral agar Anak Incredible" yang digelar oleh Scott's Multivitamin di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Namun, perlu Anda ketahui, kata-kata larangan dan kata-kata negatif yang dilontarkan kepada anak bisa berakibat buruk kepada mereka. Kata-kata negatif yang banyak mereka dengar bisa membuat mereka merasa tertekan, takut, dan bahkan stres. Sah saja melarang anak, tetapi gunakan kata-kata yang positif. Hindarilah kata-kata negatif seperti "jangan", dan "tidak boleh" kepada anak.

"Banyak kok, kata pengganti yang bisa digunakan, dan terdengar lebih baik di telinga anak-anak selain kata larangan tersebut," ujar Hanny.

Ketika ingin melarang anak melakukan suatu hal yang tidak baik, sebaiknya Anda fokus pada masalah yang dihadapi dan pada tujuan yang ingin dicapai dengan kata-kata Anda. Misalnya ketika Anda melarang anak untuk menonton TV sampai malam karena takut terlambat bangun esok harinya, Anda akan mengatakan, "Jangan nonton TV sampai malam!". Kalimat ini selain terdengar sebagai kalimat larangan, juga terdengar sebagai kalimat perintah untuk anak sehingga tak jarang anak justru merasa terpaksa melakukannya karena ketakutan. Kalimat yang lebih baik diucapkan dan didengar anak adalah, "Yuk tidur, sudah malam, besok kan kamu harus bangun lebih awal."

Meski mengandung arti yang sama, kalimat ini terdengar lebih lembut dan lebih menyenangkan bagi anak. "Orangtua harus fokus pada masalah saat itu, dan juga fokus pada apa yang menjadi tujuan mereka melarang anak. Berikan juga alasan yang jelas dan benar mengapa anak tidak boleh melakukannya. Jadi jangan hanya asal melarang mereka," pungkas Hanny.

Latihan Bersabar Bikin Anak Lebih Cerdas

KOMPAS.com - Apa yang Anda lakukan ketika anak merengek meminta sesuatu? Langsung memenuhinya daripada ia menangis? Salah. Karena ternyata, perbuatan ini justru berefek negatif pada perkembangan anak. "Sebaiknya latih anak untuk bersabar, dan jelaskan kepadanya bahwa semua hal butuh proses," ungkap konsultan anak Hanny Muchtar Darta, saat talkshow "Pentingnya Kecukupan Asupan Vitamin dan Mineral agar Anak Incredible" di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Selain jadi lebih mengerti kondisi orangtua saat itu, anak juga melatih kesabaran, dan membuat mereka lebih cerdas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bing Nursery School dari Standford University terhadap anak usia 3-4 tahun, anak yang lebih sabar ternyata lebih cerdas.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pilihan pada anak untuk mendapatkan sebuah marshmallow secara langsung, atau mendapatkan dua buah marshmallow namun mereka harus menunggu selama 3 menit. Hasilnya, anak-anak yang bersedia bersabar untuk menunggu ternyata lebih cerdas, dan mendapatkan poin Scholastic Assessment Test (SAT), 200 poin lebih tinggi dibanding anak yang tidak mau bersabar. Selain mendapatkan skor SAT yang lebih tinggi, anak-anak ini juga memiliki tingkat emosi, dan kehidupan sosial yang lebih matang dan lebih baik.

"Selain itu, anak yang sabar juga akan lebih menghargai semua hal yang mereka miliki," tukas Hanny. Dengan kesabaran anak untuk menanti berbagai hal yang mereka inginkan, secara tak langsung mereka lebih menghargai barang yang sudah mereka peroleh dengan susah payah dan penuh kesabaran.

Sabar, punya banyak manfaat
Untuk hasil maksimal bagi pertumbuhan anak, sebaiknya latih kesabaran anak sejak dini, yaitu sejak bayi. "Misalnya, ketika akan menyusui katakan padanya untuk menunggu sebentar karena Anda akan mencuci tangan. Selain menjalin komunikasi intim, ini juga akan membiasakan anak untuk sabar menunggu," ujarnya.

Ketika melatih kesabaran anak, Anda juga bisa melatih banyak hal positif dalam waktu bersamaan dan menyenangkan misalnya, menabung. "Ketika mereka minta dibelikan mainan, ajaklah ia untuk bersabar membelinya dan mulai menabung dalam celengan lucu dengan menyisihkan sedikit uang jajannya untuk membeli mainan itu. Jadi ada tiga manfaat yang bisa diambil sekaligus: sabar, hemat, dan menghargai," sarannya.

Tuesday, November 8, 2011

Merencanakan Masa Depan Pendidikan Anak

KeluargaCerdas.com pernah membahas pentingnya merencanakan dana pendidikan, cara menghitung besarnya dana yang diperlukan, lama waktu pengumpulan dana hingga saatnya digunakan, serta pentingnya proteksi bagi pencari nafkah yang bekerja untuk pemenuhan dana pendidikan tersebut. Selain itu, telah disampaikan pula survei singkat biaya pendidikan di Jakarta. Juga beragam instrumen finansial seperti produk perbankan (tabungan pendidikan, deposito berjangka), asuransi pendidikan, produk pasar modal (reksa dana, obligasi ritel, dan saham), properti dan logam mulia. KC-ers bahkan bisa memanfaatkan hibah, waris, beasiswa, kredit pelajar guna mencapai target dana pendidikan.
Sekarang mari kita coba simulasikan bagaimana sih caranya merencanakan dana pendidikan anak.
1. Rencanakan dan tetapkan sekolah tujuan sekarang!
Sudah tau dong kalau merencanakan pemenuhan dana pendidikan sedini mungkin akan memberi waktu yang cukup panjang untuk mengumpulkan dana pendidikan. Untuk biaya pendidikan sarjana 17 tahun mendatang, mulailah menyisihkannya dari pendapatan bulanan sekarang juga jangan menunggu sekian tahun lagi karena setoran tiap bulannya akan makin besar.
Banyak pilihan sekolah lingkungan dan kota tempat kita tinggal hingga di luar kota bahkan di luar negeri. Sebagian orang tua bahkan memilih untuk memberikan pendidikan non-formal bagi anak-anaknya. Apapun pilihannya, ambillah keputusan segera dengan pertimbangan: kurikulum yang ditawarkan, metode pengajaran, fasilitas sekolah, kinerja sekolah dan anak didik, kedekatan lokasi sekolah dengan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Namun ingat, pilihan sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak ketika dewasa tentu harus diutamakan dan selalu didiskusikan bersama agar rencana pengumpulan dana dapat disesuaikan jika terjadi perubahan tujuan sekolah.
2. Hitung biaya yang dibutuhkan dan lama waktu pencapaian
KC-ers, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang biaya sekolah yang dituju. Biasanya menjadi perhatian adalah besarnya Uang Pangkal, karena dinilai besar jumlahnya. Padahal sekolah terbaik belum tentu meminta bayaran tinggi, tapi sekolah yang berbiaya murah biasanya cenderung ‘minimalis’ alias terbatas. Setelah mendapatkan informasi berapa biaya seluruhnya yang diperlukan, hitung lama waktu yang tersedia untuk mengumpulkan target dana. Dibawah ini adalah contoh besaran Uang Pangkal sekolah tahun 2008 dan simulasi perhitungannya kelak ketika tiba saatnya digunakan dengan asumsi inflasi biaya sekolah tiap tahunnya sebesar 15-20% dengan usia anak di tahun 2008 adalah satu tahun. Mengerikan? Tapi begitulah kenyataannya! Saya masih ingat 15-16 tahun yang lalu Uang Sekolah Bulanan saja di satu sekolah ternama di Jakarta selatan berkisar Rp 85 – 100 ribu per bulan. Ternyata sekarang telah mencapai Rp1 jutaan per bulan!
Tahap
Periode
Tahun
Usia
Waktu
Inflasi
UP Sekarang
UP Nanti
Jumlah Anak
KB
1
2011
3
2
20%
5,000,000
7,200,000
1
TK A
1
2012
4
3
20%
7,500,000
12,960,000
1
TK B
1
2013
5
4
20%
8,250,000
17,107,200
1
SD
6
2014
6
5
20%
8,250,000
20,528,640
1
SMP
3
2020
12
11
20%
12,000,000
89,161,004
1
SMA
3
2023
15
14
20%
11,000,000
141,231,031
1
S1 Lokal
4
2026
18
17
15%
100,000,000
1,076,126,400
1
S2 Lokal
2
2030
22
21
15%
85,000,000
1,599,829,030
1
Total UP





237,000,000
2,964,143,306

Sumber: Klub Keluarga Cerdas

Patut diingat, untuk horizon antara 1-5 tahun masuk kategori jangka pendek, 5-10 tahun kategori jangka menengah dan diatas 10 tahun kategori angka panjang. Untuk horizon pendek, tentu dana pendidikan akan segera digunakan, karenanya tempatkanlah pada produk investasi yang relatif aman dan likuid. Untuk horizon menengah dan panjang perlu ditempatkan pada instrumen investasi yang dapat memberi return lebih tinggi agar target dana dapat tercapai. Pastinya produk yang dipilih haruslah produk yang dapat dipahami dan sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Di bawah ini adalah simulasi investasi melalui Reksa Dana guna mencapai target dana pendidikan anak. Jika usia anak dimulai dari nol, maka target uang pangkal pendidikan S1 & S2 adalah 17-21 tahun lagi. Asumsi dana “sekarang” sebesar Rp 100 juta &Rp 85 juta dimana “nanti” saat dibutuhkan menjadi sebesar Rp 1,08 miliar dan Rp 1,59 miliar. Karena itu dibutuhkan sejumlah Rp 524,740 per bulan selama 17-21 tahun untuk diivestasikan ke dalam Reksa Dana berbasis saham agresif.
Bandingkan jika KC-ers mulai dengan pokok investasi awal Rp 3 juta, dibutuhkan ‘hanya’ Rp 398,477 per bulan untuk mencapai tujuan serupa!

Alokasi Dana Pendidikan dari Rp 0,-
Investasi Bulanan
Target Return Reksa Dana
Reksa Dana Pasar Uang (KB, TKA, TKB, SD)
1,201,532
7%
Reksa Dana Saham Konservatif (SMP, SMA)
342,094
20%
Reksa Dana Saham Agresif (S1, S2)
524,740
25%
Total Investasi
2,068,366

Alokasi Dana Pendidikan dari Rp 3,000,000,-
Investasi Bulanan
Target Return Reksa Dana
Reksa Dana Pasar Uang (KB, TKA, TKB, SD)
843,341
7%
Reksa Dana Saham Konservatif (SMP, SMA)
235,515
20%
Reksa Dana Saham Agresif (S1, S2)
398,447
25%
Total Investasi
1,477,303

Sumber: Klub Keluarga Cerdas
3. Pentingnya proteksi bagi pencari nafkah
Tabel diatas sangatlah penting untuk membuka mata para orang tua bahwa dana pendidikan yang dibutuhkan seorang anak selama kira-kira 15 tahun bersekolah tidaklah sedikit. Dimulai dari jenjang KB (usia 3 tahun) sampai jenjang kuliah S1 (usia 18 tahun) adalah tenggang waktu pencapaian bagi orangtua memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Dalam 15 tahun tenggang waktu pengumpulan dana pendidikan, pencari nafkah penting diproteksi atas risiko kehilangan jiwanya atau kecacatan.
Tak pernah bosan kami untuk selalu mengingatkan KC-ers akan pentingnya asuransi jiwa terutama bagi pencari nafkah. Jangan ditunda karena semakin muda kita memiliki proteksi ini, semakin murah premi yang harus dibayar.

Jadi KC-ers, upayakan yang terbaik untuk anak-anak kita! Masa depan ada di tangan mereka. An investment in knowledge always pays the best interest – Benjamin Franklin (copyright © 2009 KeluargaCerdas.com)

Cara Penghitungan Dana Pendidikan untuk Anak

Seringkali orang tua tidak memperhitungkan berapa jumlah dana yang bakal diterima dari asuransi untuk menanggung biaya pendidikan anaknya kelak.

Upayakan jumlah dana dari asuransi mencukupi biaya pendidikan anak Anda, terlebih apabila terjadi klaim. Kalau pun jumlahnya kurang, usahakan tambahannya nanti tidak besar. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat asuransi yang hendak Anda ikuti.

Berikut cara penghitungan dana pendidikan untuk anak:

1. Ketahui dulu berapa biaya pendidikan saat ini. Bila saat ini anak Anda masih balita, Anda perlu tahu berapa biaya pendidikan saat ini untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.

2. Hitung, berapa lama lagi anak Anda akan mencapai jenjang-jenjang pendidikan tersebut. Misal, anak Anda baru lahir. Jadi, Anda punya waktu sekitar 4 tahun menyiapkan biaya untuk TK; 6 tahun untuk SD; 12 tahun untuk SMP; 15 tahun untuk SMU; dan 18 tahun untuk PT.

3. Perkirakan berapa biaya pendidikan anak Anda kelak. Dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan 10 persen/tahun, maka uang pangkal TK yang pada saat ini, misal, Rp. 5 juta, setelah 4 tahun akan menjadi Rp. 7.320.500. Rumusnya adalah Rp. 5 juta x 1,1 x 1,1 x 1,1 x 1,1). Ulangi untuk jenjang-jenjang pendidikan yang lain.

4. Untuk memproteksi biaya pendidikan anak Anda dari resiko kematian orang tua atau ketidakmampuan orang tua mencari nafkah akibat cacat tetap, ambil asuransi jiwa atau asuransi dana pendidikan. Besar uang pertanggungan (UP) dan beasiswa per tahapnya harus bisa mengcover biaya pendidikan anak yang telah Anda rencanakan di atas.
Pastikan keluarga Anda mendapat manfaat asuransi berupa:

1. Santunan untuk Istri/Suami
2. Seluruh dana tabungan dan bagi hasilnya
3. Uang masuk sekolah TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi
4. Uang sekolah per tahun selama TK, SD (6 tahun) , SMP (3 tahun), SMA (3 tahun), serta Perguruan Tinggi (4 tahun)

http://asuransi-terbaik-syariah.blogspot.com/2011/08/takafulink-salam-cendekia.html

Mahalnya Biaya Sekolah

tahun ajaran baru telah tiba. ada murid naik tingkat kelasnya, ada pula yang naik tingkat pendidikannya, sekolah dasar ke sekolah menengah begitu seterusnya. biasanya anak sekolah akan menyambut suka cita dan gembira karena akan mendapatkan suasana baru. dapat teman, guru, buku, seragam dan semua yang serba baru. meskipun sebenarnya tak semuanya harus baru. sebenarnya masih ada yang bisa digunakan tahun kemarin seperti baju sekolah dan buku paket.

sekolah gratis, benarkah?
dan bagi orang tua, termasuk saya, tahun ajaran baru adalah biaya sekolah lagi. yah, setiap tahun ajaran baru, para orang tua akan “dipusingkan” dengan biaya yang kadangkala jumlahnya berbeda tahun sebelumnya. bukan lebih ringan, dijamin lebih tinggi biaya sekolahnya. biaya itu meliuti uang pangkal, uang gedung, seragam, buku paket, kegiatan tahunan, administrasi daftar ulang, spp dan aneka pungutan lainnya.
pernah dijanjikan bahwa sekolah itu gratis untuk pendidikan 9 tahun. memang semestinya sekolah harus bisa gratis. tapi dalam kenyataan itu hanya janji belaka. karena gratis itu hanya biaya operasional seperti sumbangan pembiayaan pendidikan (spp). dan ironisnya, sekolah gratis itu tidak berlaku untuk murid yang bersekolah di sekolah swasta.
memang bersekolah itu pilihan. setiap orang tua bebas memilih menyekolahkan putra putrinya di sekolah negeri atau swasta. pertimbangan utamanya tentu saja kualitas. saya memilih pra sekolah dan sekolah dasar swasta (sekolah islam terpadu). tentu saja pilihan itu membawa konsekuensi, salah satunya biaya pendidikan.
dan saya membenarkan pendapat sebagian masyarakat, sekolah itu mahal. sekurangnya setahun ini saya merasakan hal itu. sebagai gambaran saya ingin sampaikan kebutuhan biaya sekolah ketiga putri saya. lala, mulai bulan ini sekolah dasar. icha, masih di taman kanak-kanak naik kelas b. dan ayya, mulai ikut pendidikan pra sekolah (playgroup).
rinciannya biaya pendidikan ketiga putri saya pada tahun ajaran baru sekarang :
lala, 6,4 juta rupiah meliputi biaya administrasi pendaftaran, uang gedung, buku paket, kegiatan setahun, spp bulan kesatu
icha, 2,5 juta rupiah meliputi biaya daftar ulang, uang gedung dan kegiatan setahun.
ayya, 3,25 juta rupiah meliputi biaya pendaftaran dan kegiatan setahun (playgroup hanya 3 kali seminggu)
total biaya sekolah tahun ajaran baru yang harus lunas bulan ini adalah 12,15 juta rupiah. bukan jumlah yang kecil kan? memang itu untuk biaya tiga putri saya yang masih pra sekolah, taman kanak-kanak dan sekolah dasar. saya belum berani membayangkan berapa biaya sekolah mereka nanti hingga jenjang tertinggi. perlu dicatat, meskipun swasta sekolah putri-putri saya itu bukan sekolah favorit, bukan pula berstandar internasional. hanya sekolah di sudut kota jakarta.
saya menyadari mahal itu relatif. banyak orang di negeri ini termasuk kaya raya sehingga tak akan pernah mengkhawatirkan biaya sekolah setiah tahun ajaran baru. namun saya lebih yakin, banyak orang yang selalu pusing dengan tahun ajaran baru. mereka juga ingin menyekolahkan anaknya pada sekolah terbaik. orang tua itu, termasuk saya, tidak ingin anak tercintanya sekedar belajar pada sekolah yang kualitasnya juga sekedarnya saja.
kadang saya berfikir, 20 persen dari anggaran negara (sekitar 200 trilyun rupiah) yang diposkan untuk pendidikan itu siapa yang menikmati? apakah benar tidak cukup sebagaian besar anggaran itu untuk membiayai pendidikan dasar 9 tahun?
teringat postingan julie, apa impian terbesarmu saat ini? saya pun menjawab dalam kolom komentar, menyekolahkan putri-putri saya hingga jenjang pendidikan tertinggi.


Copyright © mahalnya biaya sekolah | Eyang Blogdetik http://anjari.blogdetik.com/2010/07/06/mahalnya-biaya-sekolah/#ixzz1d59RA1Ic

Menghitung Biaya Sekolah Anak (1)

Menurut perencana keuangan Mike Rini Sutikno, CFP, biaya sekolah anak selalu menjadi masalah keuangan rumah tangga. “Pendidikan sama pentingnya dengan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan rumah. Dan setiap orangtua harus bisa mengantisipasi, karena pertama, pendidikan itu, meski bukan kebutuhan hidup pokok, tapi sangat krusial dalam rangka membangun kemandirian seseorang anak. Dengan pendidikan, anak nantinya bisa memiliki basic kompetensi untuk bisa menjadi individu yang mandiri, termasuk mandiri secara finansial,” jelas Mike.
Oleh karena itu, orangtua harus bisa menyelanggarakan dana pendidikan. Masalahnya, biaya ini tidak murah, selalu naik dari tahun ke tahun. Dalam mempersiapkan dana pendidikan, orangtua dituntut untuk bisa mengalokasikan penghasilan mereka, sementara kemampuan ini tidak merata. Semakin berat dana pendidikan yang harus disiapkan, semakin besar pula dana yang harus dialokasikan.
Orangtua rata¬-rata punya penghasilan, tapi belum tentu bisa mengalokasikan untuk tabungan dana pendidikan anaknya. Faktornya banyak, mulai dari beban biaya hidup, kesalahan pengelolaan keuangan keluarga, menganut gaya hidup yang kurang tepat, sampai inflasi.
Untuk itu harus ada sebuah perencanaan dana pendidikan, sehingga orangtua mampu membayar biaya pendidikan anak sesuai jenjang pendidikannya. Konsep dana pendidikan adalah orangtua menabung sepanjang jangka waktu dana pendidikan anak. Umumnya, jenjang pendidikan anak adalah dari usia 4 (playgrup) sampai usia 18 tahun, jadi sekitar 14 tahun. “Nah, orangtua harus menabung dalam jangka panjang, dan kemudian akan diambil sesuai jenjang pendidikannya, misalnya SD, SMP, dan seterusnya.”
Tampaknya sederhana, tetapi praktiknya banyak tantangan. Kenapa? “Jangka waktu 14 tahun itu jangka waktu yang lama. Inflasi yang terjadi selama 14 tahun itu bisa membuat dana pendidikan membengkak berkali lipat. Ini memberatkan pengalokasian penghasilan orangtua. Juga, rata-rata kenaikan biaya pendidikan tidak sama di berbagai daerah dan sekolah. Nah, tergantung orangtua mau menyekolahkan anak dimana. Orangtua juga harus mempertimbangkan bakat dan minat anak.”
Yang juga harus dipertimbangkan adalah kalau dana pndidikan tersebut berhenti di tengah jalan, karena orangtua tak lagi mampu menabung. Misalnya karena sakit, meninggal, kena PHK, dan sebagainya. Ini harus diantisipasi juga.
Kriteria dana pendidikan yang berhasil adalah pada saat akan digunakan, jumlah dana pendidikan itu cukup, sesuai dengan kenaikan inflasi. “Tinggal tergantung dimana orang tua akan menabung atau menginvestasikan dana pendidikan. Masalahnya, tidak semua orangtua paham bagaimana bisa menabung dengan efektif, karena itu berarti harus punya pengetahuan tentng produk-produk investasi. Bicara mengenai instrumen finanial, berarti kita harus memahami ada risiko dan return (tingkat keuntungan).”
Target Dana
Jadi, bagaimana cara yang efektif? Pertama, orangtua harus mengitung jenjang pendidikan yang akan dilewati anak. Orangtua harus memahami tahapannya. Misalnya berapa usia anak sekarang, kapan masuk SD, SMP, SMA, dan seterusnya. Contoh, pada tahun 2009 anak berusia 3 tahun, berarti ia akan masuk SD tahun 2011, SMP tahun 2017, dan seterusnya.
Langkah pertama, orangtua harus memperhitungkan kapan membayar dana pendidikan. Bukan sekarang, tapi 3 tahun lagi, 9 tahun lagi, dan seterusnya. Setelah mengetahui kapan membayar, berarti orangtua akan tahu berapa lama waktu yang ia punya untuk mempersiapkan dana pendidikan.
Setelah tahu waktunya, kemudian dilihat berapa biayanya sekarang dan nanti. “Ini berarti orangtua harus tahu kemana anak akan disekolahkan, karena biaya pendidikan di berbagai sekolah nggak sama. Orang tua harus tahu ke sekolah mana anak akan disekolahkan.” Misalnya, SD A, SMP B, SMA C, dan seterusnya. Kalau sudah memutuskan pilihan sekolah, orangtua bisa minta informasi sekolah yang bersangkutan. Tanyakan berapa uang pangkal tahun 2009, begitu juga SMP dan SMA, kalau perlu sampai perguruan tinggi.
Selanjutnya, orangtua harus memperkirakan uang pangkal masing-masing jenjang tersebut kelak ketika si kecil akan masuk. Misalnya dengan perkiraan asumsi kenaikan 10 persen per tahun, berarti pada tahun 2011 ketika si anak mau masuk SD A, uang pangkal dari yang misalnya Rp 5 juta, naik jadi Rp 8 juta. “Ngitungnya gampang, kok, pakai rumus feature value , yaitu menghitung berapa nilai masa depan suatu jumlah tertentu saat ini, dengan asumsi kenaikan tiap tahun. Paling gampang tanya ke penjual produk tabungan dana pendidikan seperti bank atau agen asuransi,” kata Mike.
Ketemulah target dana untuk masuk SD tahun 2011, misalnya Rp 8 juta. Berarti dalam 3 tahun, orangtua harus bisa mengumpulkan dana Rp 8 juta. Berapa rupiah setiap bulan yang harus disisihkan dari penghasilan agar tahun 2011 bisa terkumpul uang untuk sekolah anak. Itu baru SD-nya saja. Hal sama berlaku untuk SMP dan SMA.
Setelah tahu berapa target dan setoran setiap bulan, masih ada lagi yang harus dipertimbangkan, yaitu seandainya terjadi sesuatu di tengah jalan, misalnya orangtua kena PHK atau sakit sehingga tak bisa lagi memperoleh penghasilan tetap.
“Kalau begitu perlu diasuransikan. Sebetulnya, menabung sendiri dan beli asuransi sendiri juga bisa. Jumlah yang diasuransikan adalah jumlah dana pendidikan yang perlu dicover, tak perlu berlebihan.” Sekarang, pilihan untuk mengantisipasi risiko tidak terbayarnya DP karena hal-hal tak terduga yang terjadi pada orangtua jauh lebih praktis dan mudah diakses. “Biasanya ada produk dana pendidikan yang sudah sekaligus satu paket dengan asuransi. Yang ditawarkan, jika terjadi risiko pada orangtua, maka orangtua terbebas dari kewajiban membayar setoran. Setoran diterusin pihak asuransi.”
Yang perlu dilakukan adalah berapa jumlah yang harus diasuransikan. “Pakai saja perhitungan yang di awal tadi. Misalnya SD Rp 8 juta, SMP sekian, dan seterusnya. Jumlah tadi bisa ditaruh sekaligus dan diambil ketika anak mulai masuk ke tiap jenjang pendidikan. Kalau tadinya mencicil, maka sekarang sekaligus untuk mengantisipasi risiko tadi.”
Harus Kreatif
Orangtua harus bersikap lebih kreatif supaya persipan dana pendidikan yang ia jalankan tepat guna. “Dana pendidikan itu kan, sifatnya jangka panjang dan ada tahapannya. Masalahnya, kalau orangtua mengambil produk keuangan standar, seperti tabungan, keuntungannya kecil sekali, sementara kenaikan biaya dana pendidikan jauh lebih besar dibanding suku bunga yang bisa diberikan oleh bank. Artinya, kalau orantua ngotot tetap memakai cara itu, setoran tabungan jadi sangat berat karena harus mengejar target dana investasinya.
Oleh karenanya, Mike menganjurkan, jika ada alternatif lain yang bisa memberikan return hasil lebih tinggi untuk investasi dalam jangka panjang, orangtua sebaiknya mempelajari. Orangtua harus meningkatkan selera menerima risiko kerugian. Ada orang yang senangnya cuma menaruh uang di bank, itu artinya dia konservatif sekali, tidak mau ambil risiko apapun. Sebab, produk di luar tabungan selalu ada risiko, seperti lembaga keuangan tutup atau kondisi ekonomi yang tidak stabil yang menyebabkan kinerja instrumen keuangan yang kita pilih turun (risiko sistemik).
Dan karena dana pendidikan ini memiliki tahapan, maka jangka waktu investasinya bervariasi. Ada yang jangka pendek (1-2 tahun), menengah (3 – 5 tahun) dan jangka panjang. Tabungan dan produk keuangan konservatif cocok untuk yang jangka pendek, sementara jangka menengah dan panjang lebih baik pilih produk yang memberikan return lebih baik, seperti obligasi retail, reksadana pendapatan tetap, atau emas. Di atas 5 tahun bisa memaai reksadana saham. “Properti juga bisa, tapi modalnya besar. Masing-masing memang ada plus minunya.”

http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Keuangan/Menghitung-Biaya-Sekolah-Anak-1

Monday, November 7, 2011

Mengatasi Mata Belekan Pada Bayi

Belek adanya penyakit yang menyebabkan mata berair dan banyak mengeluarkan kotoran mata. Kondisi ini biasa dialami bayi. Beragam penyebabnya, antara lain:
Infeksi jalan lahir. Biasanya, infeksi jalan lahir didapat bayi ketika proses persalinan berlangsung. Dokter biasanya memberikan obat yang sesuai dengan penyebab infeksinya.
Adanya sumbatan pada saluran air mata bayi. Kondisi ini akan menghambat aliran air mata bayi ke rongga hidung, sehingga mata bayi pun berair terus-menerus. Nah, genangan air inilah yang bisa mengundang kuman penyebab infeksi.
Bila kebetulan bayi Anda mengalami belekan, lakukanlah tindakan-tindakan berikut.
Perhatikan apakah belekan yang terjadi normal atau tidak.
Jika masih normal, artinya hanya sedikit belek pada mata bayi di pagi hari dan tidak sampai mengganggu (membuat mata bayi lengket), maka Anda tidak perlu khawatir. Bersihkan saja matanya menggunakan kapas dan air hangat. Arahnya dari bagian dalam ke arah luar mata.
Jika belek bayi cukup banyak, sehingga menyebabkan matanya lengket, cobalah mengompres matanya dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat. Biasanya, kotoran yang membuat mata bayi lengket akan lebih mudah dibersihkan. Jangan sekali-sekali menggunakan boorwater atau cairan pembersih mata.
Segera bawa ke dokter, jika belekan lebih dari tiga hari. Sebelumnya, perhatikan apakah bagian putih matanya merah atau tidak. Sampaikan hal ini ke dokter ketika berkonsultasi.
Waspada terjadinya infeksi, yakni jika matanya kemerahan. Dokter biasanya akan memberi obat untuk membantu mengatasi infeksi. Perhatikan cara memberikan obat mata pada bayi, tanyakan dengan jelas cara pakainya.
Atasi penyumbatan saluran air mata jika hal ini terjadi dan infeksi telah diatasi. Untuk itu, kemungkinan Anda perlu melakukan pemijatan untuk membantu ‘membuka’ saluran air mata yang tersumbat. Perlu Anda tahu, saluran air mata ada di bagian dalam mata, dekat dengan pangkal hidung. Langkah-langkahnya:
Cuci tangan sebelum memijat pangkal hidung bayi.
Upayakan jangan sampai kuku jari tangan Anda melukai kulit bayi yang masih rentan.
Perhatikan pula, apakah kulit jari-jari tangan Anda tidak kasar. Sebab, kulit yang kasar bisa saja melukai bayi ketika Anda memijatnya.
Pijatan biasanya dilakukan dengan menggerakkan ibu jari dari pangkal hidung bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah bawah). Atau, pijat dalam gerakan berputar-putar. Lakukan pijat hidung bayi ini 2 - 3 kali sehari.
Jika merasa bahwa ibu jari Anda terlalu besar, gunakan jari lain untuk memijat bagian tersebut.
Ketika memijat, ingat bahwa kulit maupun otot si kecil masih sangat tipis. Jadi, Anda tak perlu menekannya dengan kuat, tetapi cukup menggosok/mengusapnya perlahan-lahan.
Ketelatenan Anda melakukan pemijatan ini setiap hari, sangat membantu upaya ‘mengeringkan’ genangan air mata yang mengganggu bayi.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Bayi/mengatasi.mata.belekan.pada.bayi/001/001/188/6/3

Sunday, November 6, 2011

5 Langkah Mengatasi Anak Pemalu

KOMPAS.com — Orangtua kerap merasa kebingungan untuk mengatasi anak mereka yang punya sifat pemalu. Jika selalu membantu sang anak untuk mengatasi rasa takut dan malu saat bertemu orang baru, Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosialnya di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan, dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anak merasa lebih nyaman dalam kelompok, yakni mempraktikkan keterampilan kompetensi sosial dan membuatnya tak menjadi anak pemalu.

1. Gunakan kontak mata. Saat bicara dengan anak, biasakan untuk selalu menggunakan kontak mata langsung. Secara tak sadar, hal ini akan memperkuat rasa percaya diri anak. Adanya kontak mata saat menghadapi lawan bicara akan menimbulkan kepercayaan diri bagi seseorang. Namun, jika anak tak nyaman saat melakukan kontak mata, ajarkan dia untuk bicara sambil menatap hidung lawan bicaranya. Dengan beberapa kali latihan seperti ini, lama-kelamaan rasa percaya dirinya akan meningkat dan teknik ini tak lagi dibutuhkan.

2. Ajarkan percakapan pembuka dan penutup. Buatlah sebuah daftar kalimat untuk membuka dan menutup percakapan untuk berbagai kelompok seperti, orang yang belum pernah ditemui, orang yang sudah dikenal, seorang teman baru, dan lainnya. Kemudian latihlah mereka untuk berbicara saling berhadapan dengan berbagai tipe lawan bicara yang mungkin ditemuinya. Melatih kemampuan dan keberanian secara langsung dengan lawan bicara akan jauh lebih berhasil untuk mengurangi rasa malu anak dibandingkan dengan pembicaraan di telepon.

3. Melatih dalam berbagai situasi sosial. Jika kebetulan Anda menghadiri acara yang tidak terlalu formal dan diperbolehkan membawa anak, ajaklah dia dalam acara tersebut sekaligus melatihnya untuk menghilangkan rasa canggung dan malu. Siapkan anak untuk menghadapi acara tersebut dengan menjelaskan situasi yang kemungkinan akan terjadi, begitu juga mengenai orang yang akan mereka temui, sampai apa yang Anda harapkan dari si kecil. Hal ini bertujuan untuk membuatnya nyaman dan lebih mengenal situasi acara karena anak-anak akan lebih nyaman dan lebih berani ketika mereka sudah mengenal sebuah tempat dan acaranya terlebih dahulu. Kemudian bantu ia untuk berlatih saat bertemu orang baru, mengenal table manner, keterampilan percakapan, sampai mengucapkan selamat tinggal.

4. Berlatih dengan anak yang lebih muda. Philip Zimbardo, psikolog yang kerap menangani masalah menghadapi rasa malu, merekomendasikan sebuah cara untuk mengatasi rasa malu pada anak-anak. Caranya dengan mengelompokkan anak pemalu dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Secara tidak langsung mereka akan memulai percakapan dan secara naluri akan membuat mereka lebih percaya diri karena dia merasa lebih dewasa dan bisa melindungi adik-adiknya.

5. Gunakan metode "one on one". Dr Fred Frankel, psikolog dari UCLA Social Skills Training Program, menyarankan, untuk mengatasi rasa malu pada anak, gunakan metode one on one sebagai cara untuk membangun kepercayaan sosial. Ini adalah suatu metode Anda mengundang seorang anak lain untuk bermain bersama anak Anda selama beberapa jam. Hal tersebut bertujuan agar mereka mengenal satu sama lain, dan melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan berteman.

* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.



Sumber: GALTime

Monday, October 31, 2011

3 Saran Keliru yang Sering Diterima Saat Hamil

KOMPAS.com - Ketika hamil, sepertinya bukan Anda saja yang merasa bahagia. Orang-orang di sekitar Anda juga ikut merasakannya. Mereka akan mencurahkan perhatian lebih banyak terhadap Anda. Salah satunya dengan memberikan berbagai saran baik supaya Anda tetap sehat dan bahagia selama kehamilan, serta bisa melahirkan bayi yang juga sehat pada akhirnya. Sayangnya, tidak semua saran itu sepenuhnya benar. Berikut beberapa contohnya:

1. Hamil = Makan untuk dua orang
Memang benar, saat hamil Anda akan makan untuk diri sendiri dan juga bayi yang ada di kandungan. Namun, bukan berarti Anda lantas boleh makan banyak dengan porsi untuk dua orang, ya. Ada yang lebih penting daripada sekadar porsi makanan, yaitu pilihan makanan yang kaya nutrisi, sehingga semuanya akan bermanfaat bagi Anda dan bayi. Dengan pilihan makanan yang tepat, otomatis berat badan Anda selama hamil tidak akan melonjak secara gila-gilaan. Apalagi, para ahli sebenarnya "hanya" mengizinkan kenaikan sebesar 11-15 kg saja selama kehamilan. Sebab, berat badan yang naik terlalu banyak akan membuat Anda lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, sehingga akan berbahaya terhadap jabang bayi yang dikandung dan juga proses kelahirannya nanti.

2. Hamil = Harus banyak beristirahat
Selagi hamil, ada beberapa aktivitas fisik yang mungkin perlu Anda kurangi. Namun, bukan berarti Anda lantas hanya tidur-tiduran di rumah atau duduk-duduk saja di kantor. Para dokter tetap menganjurkan Anda untuk banyak bergerak (namun tidak lewat olahraga berintensitas tinggi). Tujuannya agar bisa mencegah kenaikan berat badan berlebihan, membantu tidur lebih nyenyak, serta mengurangi masalah-masalah lain yang sering muncul selama kehamilan, seperti nyeri pinggang, bengkak, dan sembelit. Karena itu, cobalah mendiskusikan rencana latihan Anda dengan dokter agar hasilnya dapat bermanfaat sekaligus tidak membahayakan Anda selama kehamilan.

3. Hamil = Harus banyak minum susu
Asupan kalsium sebanyak 1.000 mg per hari dapat membantu memperkuat tulang. Sehari-harinya, kita jarang bisa mencukupi angka ini. Sementara begitu hamil, kebutuhan kalsum kita juga ikut meningkat. Itu sebabnya, Anda mulai menambah asupannya dengan minum susu tinggi kalsium. Ini tidak salah, namun sebenarnya ada cara lain yang bisa membantu kita untuk mencapainya. Yaitu dengan menyantap berbagai makanan alami yang juga kaya kalsium. Kita bisa mendapatkannya dari sayur-sayuran berwarna hijau tua, ikan, serta buah-buahan. Jadi, tidak hanya dengan susu, ya!



Sumber: Eating Well

3 Aturan Memberikan Uang Saku untuk Anak

KOMPAS.com - Ketika anak mulai sekolah tanpa ditemani orangtuanya, biasanya mereka sudah dibekali uang jajan. Jadi jika istirahat siang, ada les sepulang sekolah, orangtua tak perlu membawakan makanan karena anak bisa membeli makanan sendiri di kantin sekolah. Namun gunanya memberikan uang jajan pada anak sebenarnya tidak hanya agar anak tidak kelaparan di sekolah. Kebanyakan pakar keuangan sepakat bahwa anak perlu diberi uang saku agar dapat belajar mengelola keuangan sejak dini.

"Memberikan uang saku pada anak akan menjadi sarana manajemen keuangan terbaik yang bisa Anda terapkan pada anak," ujar Janet Bodnar, wakil pemimpin redaksi kanal Personal Finance di Kiplinger. Ia tak khawatir anak akan menghambur-hamburkan uang. "Ketika uang itu milik mereka, anak-anak akan membuat keputusan pembelian yang lebih tepat."

Lalu, bagaimana agar pemberian uang saku ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh anak? Kebutuhan dan kemampuan setiap anak tentu berbeda, namun Bodnar memberikan beberapa rambunya.

Kapan harus memberikan uang jajan?
Begitu anak mampu mengekspresikan keinginannya dalam hal-hal yang bersifat materi, itulah saat Anda perlu memberikan uang saku untuknya. Uang dapat diberikan saat usia anak sekitar 3-5 tahun, tergantung kondisinya. Bodnar mengatakan, kesalahan pertama yang dilakukan para orangtua adalah terlambat mengawali kebiasaan ini. Umumnya orangtua akan menunggu sampai anak memasuki "pra ABG", sekitar usia 8-10 tahun, sehingga kehilangan kesempatan untuk membahas masalah keuangan dengan anak-anak yang masih mau mendengarkan nasihat orangtuanya. Ketika anak mulai ABG, mereka sudah mendapat banyak pengaruh dari luar, seperti teman-teman, iklan, dan tentunya media, sehingga lebih sulit diarahkan.

Jangan terlalu sedikit
Setiap orangtua tentu berhati-hati untuk tidak memberikan terlalu banyak uang pada anak. Mereka khawatir anak akan terbiasa mendapatkan apapun yang diinginkannya, sehingga tidak menghargai uang. Apalagi pada anak yang masih kecil, tentunya ia belum mengerti uang sehingga dikhawatirkan akan menyia-nyiakan uangnya.

Berapa besar uang saku yang harus diberikan, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan usia anak. Anda juga tidak perlu mengambil patokan jumlah yang diberikan orangtua lain untuk anaknya. Bagaimana pun, penghasilan tiap keluarga berbeda, dan kebutuhan anak pun berbeda. Berikan sejumlah uang berdasarkan apa yang Anda harapkan dilakukan oleh anak dengan uangnya. Apakah uang itu hanya digunakan untuk membeli makanan selama di sekolah, ataukah untuk memenuhi semua kebutuhannya, seperti saat jalan-jalan di mall bersama teman-temannya, membeli hadiah untuk ulang tahun temannya, untuk transportasi, membeli pulsa, dan lain sebagainya?

Maka, besarnya uang saku bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhannya tersebut. Di sinilah Anda dapat mengajarkan anak untuk mengatur keuangan. Jika Anda memberikan uang saku mingguan, katakan bahwa uang tersebut harus digunakan untuk keperluan seminggu. Anda tak akan memberikan uang lagi jika anak sudah menghabiskan jatahnya sebelum jatuh satu minggu.

Jangan dijadikan imbalan untuk suatu kewajibannya
Kadang-kadang orangtua mengiming-imingi anak uang jika anak mau melakukan kewajibannya mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Namun banyak pakar keuangan kurang sepakat dengan pendekatan semacam ini. "Saran saya, pisahkan uang saku dari pekerjaan rumah tangga. Dengan cara itu, anak-anak akan memelajari nilai kerja sama dan pengalaman dalam keluarga," kata Aletha Solter, psikolog perkembangan dan pendiri Aware Parenting Institute di Goleta, California.

Perlu dipertimbangkan, saat ini anak-anak kerap menerima uang jajan tambahan, entah dari paman-bibinya, atau dari "bisnis" kecil-kecilan yang dilakukan dengan teman sekolahnya (misalnya dari hasil meminjamkan buku-buku komiknya). Karena merasa sudah tidak bergantung lagi dengan uang pemberian orangtuanya, mereka bisa saja menolak melakukan tugas menyapu atau mencuci piring di rumah.

* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.



Sumber: MSN Money

Anak-anak Susah Bedakan Obat dengan Permen

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth





Ilustrasi (foto: Thinkstock)Jakarta, Dalam tiap kemasan obat selalu ada peringatan untuk menjauhkannya dari jangkauan anak-anak. Peringatan ini penting untuk diindahkan, sebab menurut penelitian 1 dari 4 anak usia Taman Kanak-kanak tidak bisa membedakan permen dengan obat.

Angka ini merupakan hasil penelitian seorang remaja asal Ohio, Amerika Serikat, Casey Gittelman (12 tahun). Meski dilakukan oleh seorang remaja, namun penelitian tersebut telah dipresentasikan dalam forum American Academy of Pediatrics di Boston belum lama ini.

Dalam penelitian itu, Gittelman mencampur 20 jenis permen dan obat dalam 1 kotak. Ia lalu meminta 30 murid Taman Kanak-kanak untuk memisahkan antara permen dan obat, lalu sebagai pembandingnya ia juga meminta 30 orang guru Taman Kanak-kanak untuk melakukan hal yang sama.

"Saya tidak terlalu terkejut ketika anak-anak itu tidak bisa membedakan obat dengan permen, tapi kalau gurunya juga tidak bisa itu mengejutkan. Saya pikir orang dewasa selalu bisa membedakan karena punya lebih banyak pengalaman dengan obat-obatan," ungkap Gittelman.

Hasil pengamatan Gittelman memang menunjukkan, 1 dari 4 murid Taman Kanak-kanak mengalami kesulitan membedakan permen dengan obat. Namun yang lebih mengejutkan, guru Taman Kanak-kanak yang terlibat dalam penelitian juga tidak 100 persen benar dalam memisahkannya.

Menurut catatan Gittelman, obat yang sering dikira permen umumnya berbentuk bulat, mengkilat karena diberi lapisan khusus dan tidak diberi tanda atau cap yang menandakan bahwa itu adalah obat. Gittelman menyarankan, perusahaan obat sebaiknya menghindari kemiripan desain dengan permen.

Sementara itu menurut data dari American Association of Poison Control Center di Amerika Serikat, kasus keracunan obat pada anak cenderung makin meningkat. Antara tahun 2001 hingga 2008 saja, jumlah kasus anak keracunan obat lalu dilarikan ke rumah sakit meningkat 30 persen.

Kebanyakan dari anak-anak tersebut menelan obat yang seharusnya untuk orang lain. Mungkin karena warna-warninya cukup menarik perhatian dan apalagi sebagian ada yang dilapis gula, anak-anak mengiranya permen lalu memakannya dan akibatnya jadi keracunan.

Menurut data yang dipublikasikan di jurnal Pediatric tersebut, jenis obat yang sering menyebabkan anak keracunan adalah obat-obat yang hampir selalu tersedia di rumah. Di antaranya obat tidur, pereda nyeri golongan opioid, obat jantung, obat diabetes, obat flu, aspirin dan asetaminofen.

"Opioid adalah sedatif (obat penenang) yang kuat, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak efeknya bermacam-macam mulai dari tertidur hingga koma," ungkap Dr Michael Lanigan, penanggung jawab Unit Gawat Darurat di SUNY Downstate New York, seperti dikutip dari Foxnews, Senin (31/10/2011).