Pages

Friday, June 17, 2011

Muntah Berwarna Kuning pada Bayi

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091022103401AAudKGz



Muntahan bayiku berwarna kuning kenapa ya?



Jangan khawatir !



Kalau bayi muntah dan warnanya kuning itu berarti cairan kuning itu berasal dari cairan dilambung yg bersifat asam dan berlendir. Jadi normal saja. Kita saja orang dewasa dapat muntah sampai kuning, nah bisa kita sendiri gambarkan bukan bagaimana rasanya - asam dan berlendir. Itulah cairan yg ada didalam lambung ikut keluar bersama makanan yg ada.



Muntah justru sesuatu yg normal oleh karena lambung menolak sesuatu, seperti terlalu kenyang, adanya makanan yg tidak berkenan dsb.



Yg justru harus diperhatikan dan dirisaukan adalah kalau '' muntahan berwarna hijau '', kalau ini terjadi maka cepat bawa kedokter sebab itu berarti terjadi penyumbatan pada usus halus.





http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Bayi/bayi.muntah.jangan.panik.bunda/001/001/1453/48/3



Bayi Muntah, Jangan Panik Bunda!



Bayi muntah karena ia adalah manusia baru. Saat menyusu, bayi menelan udara selain susu. Ketika perutnya berkontraksi, udara keluar dari perut dan membuat susu masuk kembali ke kerongkongan, muntahlah dia. Kadang, bayi memuntahkan kembali "makanan" yang Anda beri karena perutnya terlalu penuh. Untuk mengatasinya, perhatikan hal berikut:

  1. Jangan memberi susu saat bayi menangis. Berhentilah menyusui untuk menenangkannya.

  2. Atur jadwal pemberian susu, kenali kebutuhannya.

  3. Susui bayi dalam posisi tegak lurus 20-30 menit setelah disusui. Gaya gravitasi adalah teman terbaik bayi yang sering muntah.

  4. Buat bayi bersendawa setelah disusui.

  5. Jangan mengangkat, mengayun, atau mendekap bayi terlalu keras selama atau sesudah disusui.

Intensitas muntah bayi akan semakin jarang setelah bayi berusia enam atau tujuh bulan. Muntah menjadi masalah dan perlu ditangani serius bila berat badan bayi turun drastis dan muntah semakin sering (atau banyak). Hati-hati jika muntahan bayi berwarna hijau (noda empedu). Perhatikan bila sambil muntah, bayi mengalami kolik parah, dan batuk setiap disusui.





http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Bayi/kenali.jenis.muntahan.bayi/001/001/1459/48/3



Kenali Jenis Muntahan Bayi



Sesekali, bayi muntah karena pencernaannya belum terlatih sempurna. Kenali jenis muntahannya untuk memberi penanganan yang tepat.  



Sumbatan di Saluran Cerna

Muntahan berwarna hijau menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan si bayi. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang keluar. Bila bayi muntah meski ia tidak dalam kondisi habis makan, bisa berati ada sumbatan di saluran pencernaannya.

Ada dua macam sumbatan, yang penuh dan parsial (sebagian) dan letaknya bisa di antara oserfagus dan lambung atau antara lambung dan usus. Karena ada sumbatan yang parsial, kadang kelainan ini tak bisa diketahui secara pasti penyebabnya sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan rontgen atau USG dicari penyebabnya lalu dihilangkan. Bila perlu dilakukan operasi jika sumbatannya akibat tumor atau kelainan bawaan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi.



Menyembur

Bila setelah makan atau tidak makan, bayi mengeluarkan muntah yang menyemprot seperti air mancur. Segera periksa bayi ke dokter. Muntah yang demikian menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf pusat di otak si bayi dan biasanya terjadi jika bayi habis terjatuh.



Muntah karena Keracunan

Di beberapa kasus, bayi bisa muntah karena keracunan. Memang seharusnya tidak boleh terjadi keracunan makanan pada bayi mengingat bayi hanya makan makanan rumah. Tapi hal itu bisa saja terjadikarena faktor luar, misalnya pengasuh tak mencuci tangannya dengan bersih sebelum membuatkan makanan bayi, botol susun yang tidak disterilkan, dan sebagainya.

Gejala awal keracunan adalah muntah-muntah yang lalu diikuti diare.



Muntah Berdarah

Ada kemungkinan bayi muntah disertai darah. Jika hanya berupa bercak, berarti ada streching (luka di tenggorokan) akibat muntah. Jika muntahnya berwarna merah dan banyak, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah. Jika darahnya berwarna hitam, berarti ada darah di lambung. Kadang bayi mimisan dan darahnya tertelan sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga bayi refleks untuk muntah. Perdarahan yang banyak berbahaya karena menurunkan kadar hemoglobin sehingga bayi kekurangan cairan dalam pembuluh darah.





http://maytaro.multiply.com/journal/item/23/Muntah_Pada_Bayi





Muntah Pada Bayi

Bayi yg sehat, aktif, yg minumnya normal, sewaktu2 bisa saja secara spontan mengeluarkan sedikit susu yg diminumnya. Hal ini biasa disebut gumoh. Namun, bila muntahannya banyak ini bisa disebabkan oleh reflux. Sedangkan bayi berusia kurang dr 2 bulan yg tampak sakit dan muntah tiap kali sehabis minum, ada kemungkinan mengalami stenosis pilorus. Tetapi bila muntah tidak ada kaitannya dengan minum susu dan muntahannya berwarna hijau, perlu dipikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus. Bila bayi demam dan muntah2 disertai dengan batuk, itu bisa saja karena bronkiolitis atau bahkan pertusis. Sedangkan bila anak muntah disertai dengan diare, itulah yg biasanya disebut sebagai gastroenteritis.



Bila muntah disertai demam pada bayi berusia lebih dari 2 bulan, harus diperhatikan kesadarannya. Bila terjadi penurunan kesadaran disertai dengan kuduk kaku, kita harus mencurigai kemungkinan meningitis. Bila bayi tidak mengalami demam dan muntahnya kehijauan, pikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus.



Muntah Pada Anak

Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bila muntah berwarna kehijauan selalu pikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus. Bila muntah tidak kehijauan tetapi disertai dengan sakit perut hebat terus-menerus (lebih dari 6 jam), pikirkan kemungkinan apendisitis atau radang usus buntu.

Bila anak mengalami penurunan kesadaran dan mempunyai riwayat trauma kepala, maka kita harus memikirkan kemungkinan penyebabnya adalah trauma kepala. Namun, bila tidak ada riwayat trauma kepala namun anak mengeluh sakit kepala hebat, kuduk kaku, ada bintik2 merah yg tidak hilang bila ditekan, pikirkan kemungkinan meningitis.

Pada anak yang sudah agak besar bila selain muntah tinjanya berwarna pucat (seperti dempul), apalagi bila diikuti dengan kuning (jaundice) maka kemungkinan besar penyebabnya adalah hepatitis. Anak juga bisa muntah akibat terlalu girang (excited) atau akibat berkendaraan (motion sickness). Di lain pihak bila anak menunjukkan dua atau lebih gejala berikut yaitu demam, sakit saat berkemih, sakit perut, mengompol, pikirkan kemungkinan infeksi saluran kemih.



Pemicu Muntah

Berikut ini ada beberapa bahasan singkat penyebab muntah pada bayi dan anak yg sumbernya di saluran pencernaan.

  • Gumoh dan reflux

Bayi yg menangis kuat sebelum minum atau bayi yg minum dgn rakus, biasanya akan banyak menelan udara. Udara ini akan terperangkap di lambung bayi dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Karena itu ada beberapa hal yg harus diperhatikan yg bisa membantu agar bayi terhindar dari hal ini:

  • setiap kali minum, posisi bayi harus agak tegak, jangan berbaring datar. Dalam posisi semi tegak, susu “mengendap” di dasar lambung sehingga anak tidak mudah gumoh 

  • sendawakan bayi setiap sehabis minum 

  • bila bayi minum dengan botol dan dot, periksa lubang dotnya. Ukurannya harus tepat bagi bayi (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) dan tidak tersumbat. 

Reflux biasanya muncul pada bayi usia beberapa minggu dan merupakan hal yg umum terjadi sampai usia satu tahun. Reflux terjadi karena lemahnya otot di mulut lambung sehingga isi lambung bayi balik ke kerongkongan. Pada kebanyakan bayi, reflux hanya berlangsung untuk sementara waktu saja.

Gejalanya adalah sering muntah, regurgitasi (makanan yg sudah masuk ke lambung keluar kembali), batuk (bila sebagian makanan tersebut masuk ke saluran napas), rewel, serta berat badan sulit naik (bila reflux berlangsung untuk jangka lama). Beberapa tindakan berikut mungkin bisa membantu:

  • ubah posisi tidur (tidur miring dengan kepala lebih tinggi dari kaki) 

  • biasakan makan dalam posisi tegak, termasuk bayi, posisikan bayi dalam posisi duduk saat kita memberikan makanan kepada mereka 

  • makanan dibuat lebih kental. 

  • Stenosis pilorik

merupakan suatu kondisi yg jarang terjadi. Stenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lambung tempat makanan keluar menuju ke usus halus. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil isi lambung yg bisa masuk ke usus, selebihnya akan dimuntahkan sehingga anak akan mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut biasanya muncul pada usia 2-6 minggu. Selain muntah hebat dan nyemprot, bayi juga terus-menerus merasa lapar, buang air besar tidak teratur, serta gelisah. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti diagnosisnya stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan daerah yg menyempit.

  • Sumbatan usus

Anak berusia kurang dari 2 tahun bisa mengalami intususepsi yaitu masuknya sebagian usus halus ke usus besar yg mengakibatkan terganggunya jalan makanan di usus. Penyebab terjadinya intususepsi tidak diketahui.

Sumber sumbatan usus lainnya adalah hernia yg terjepit atau kelainan bawaan di usus. Gejalanya adalah sakit perut hebat yg hilang timbul, muntah kehijauan yg semakin lama semakin hebat, tidak bisa buang angin dan buang air besar, tinja berlendir dan ada darahnya. Pada kondisi yg lanjut, anak demam dan teraba benjolan di perut. Untuk kasus ini segera bawa anak ke rumah sakit.

  • Apendisitis

Apendisitis adalah infeksi dan radang apendiks yg memerlukan tindakan bedah. Gejalanya adalah sakit perut (umumnya di bagian kanan bawah) yg semakin terasa saat anak menarik napas, bergerak, atau bila ditekan di daerah tersebut. Biasanya anak dgn apendisitis akan berbaring diam untuk mengurangi rasa sakit. Anak juga merasa mual, dengan atau tanpa muntah, demam, konstipasi, atau diare. Jangan berikan obat penghilang rasa sakit dan segera bawa anak ke rumah sakit. Anak juga jangan diberi makan atau minum, untuk antisipasi bila dugaan adanya apendisitis benar dan anak perlu dioperasi.



Cara mengatasinya

Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya. Jangan berikan obat antimuntah karena obat tersebut tidak menyembuhkan penyebab muntahnya, malahan dapat menyesatkan bila ternyata anak tengah menderita suatu kelainan saluran pencernaan yg memerlukan upaya bedah. Selain itu, obat antimuntah juga dapat menimbulkan efek samping.



Bantuan medis

Muntah yg tidak disertai dengan gejala lain dan tidak berulang, biasanya bukan hal yg perlu dikhawatirkan. Bawa segera anak ke rumah sakit/dokter bila:

  • muntah kehijauan

  • sakit perut selama 6 jam

  • muncul bintik2 merah muda/keunguan yg tidak hilang saat ditekan

  • bayi muntah2 selama 6 jam terakhir atau anak selama 12 jam

  • apabila bayi menunjukkan gejala dehidrasi (ubun2 besar bayi jd cekung), matanya cekung, bibir kering, buang air kecil sedikit dan berwarna lebih tua dr biasanya, elastisitas kulit menurun

  • tidak mau minum

  • mengantuk luar biasa dan rewel

* dikutip dari buku Bayiku Anakku



http://sehat-bugar.blogspot.com/2010/09/sehat-digest-number-13088.html



RE: BABY 10D MUNTAH WARNA KUNING



Kalau warna dan tekstur bab dan bak baik2 aja, tdk keruh atau seperti air teh. Atau warna muntah tdk kuning pekat, tdk menyemprot, mungkin muntah itu warna ASI saja.



Karena ASI di hari2 pertama kan memang bening atau kuning krn mengandung banyak kolostrum



Pastikan jg bayi latch on dgn benar dan sudah disendawakan atau posisi sendawa setiap x selesai menyusu



Pada bayi baru lahir kadang jg blum sempurna, jd wajar bayi muntah dan keluar dr hidung juga



Mungkin sps atau dokter disini ada tambahan, sementara itu mba bisa browsing dulu ttg muntah berwarna kuning pada bayi baru lahir



Semoga smua baik2 saja ya







Si Kecil Sering Muntah   



Sebenarnya muntah itu tidak membahayakan kesehatan anak. Apalagi jika anak muntah karena tak mau makan, itu sih biasa.

Nah, yang tidak biasa dan patut diwaspadai adalah ketika anak terus-terusan muntah dan pola muntahnya pun 'nyemprot'.



Penyebab

  1. Anak menderita infeksi saluran cerna atau keracunan. Misalnya adanya infeksi kerongkongan, saluran napas, atau yang cukup jauh dari mulut yaitu di saluran kemih.

  2. Muntah akibat gangguan pada susunan saraf pusat (otak), misalnya adanya infeksi atau tumor di otak. Muntah 'nyemprot' adalah salah satu ciri khas penyakit ini. Anak yang terkena tumor otak tanpa muntah, karena tumornya belum berkembang. Tapi kalau tumor sudah berkembang, tekanan di dalam otak meningkat, akhirnya anak sering muntah.

  3. Gangguan psikis. Pusat muntah berada di otak. Nah, kabel-kabel sensor pusat ini menjulur meliputi jaringan saraf yang berada di berbagai bagian tubuh, seperti saluran cerna, tenggorok, jantung, empedu, dan sebagainya. Jadi, tak perlu heran jika timbul penolakan dari dalam diri si kecil makan muncul rasa mual, bahkan muntah. Itu karena semua berasal dari rangsangan susunan saraf simpatis



Waspadai bila

  1. Jika muntah terjadi terus menerus dan si kecil menolak untuk minum. Tubuh akan mengalami dehidrasi, sebab cairan lebih banyak yang dikeluarkan daripada yang masuk atau bahkan malah kurang.

  2. Cairan muntah normalnya berwarna kuning karena berasal dari cairan lambung. Jadi, waspadai bila muntahnya berwarna hijau, karena ini berarti ada sumbatan di dalam usus halusnya.



Tip untuk orangtua

  1. Jika muntah pada anak disebabkan karena psikis atau stres maka Anda tak perlu panik. Biarkan saja dan tenangkan anak dengan kata-kata. Kondisi ini biasanya kan berangsur menghilang sesuai dengan bertambahnya usia.

  2. Tak perlu cemas jika muntahan anak keluar lewat hidung. Hal ini justru lebih baik daripada cairan muntah terhirup dan masuk ke paru-baru, bisa-bisa malah jadi infeksi.

  3. Biarkan anak muntah sampai tuntas dan jangan ditahan-tahan.

  4. Beri minum sedikit demi sedikit, tapi sering agar tidak terjadi dehidrasi. Cairan yang diberikan bisa apa saja, dari oralit, teh manis, larutan gula, dan sebagainya.

  5. Bawa segera anak ke dokter bila muntahnya nyemprot serta jumlah cairan yang dimuntahkan lebih banyak daripada yang masuk ke dalam tubuh.

  6. Jangan memberikan anak obat antimuntah tanpa pengawasan dokter

4 comments: