Pages

Sunday, June 19, 2011

Sebagian Besar Pemberian Parasetamol Pada Anak Salah Dosis


foto: Thinkstock

Sydney, Obat penurun panas seperti parasetamol banyak dipakai oleh orangtua untuk mengatasi demam pada anaknya. Namun menurut penelitian, tidak semua orangtua memberikannya dalam dosis yang tepat dan bahkan sebagian besar dosisnya terlalu besar.

Pemberian parasetamol dalam takaran yang terlalu banyak bisa memicu overdosis, yang dalam jangka pendek akan langsung merusak sistem pencernaan. Dalam dosis yang sangat banyak, bukan cuma lambung yang rusak tetapi juga hati yang berfungsi memetabolisme obat.

Laporan terbaru di New South Wales menunjukkan, sepanjang tahun 2010 ada 4.300 panggilan gawat darurat yang dipicu oleh obat-obatan penurun panas. Kebanyakan adalah parasetamol yakni 3.000 kasus, sedangkan sisanya adalah ibuprofen yakni 1.300 kasus.

"Kami menangani overdosis parasetamol pada anak minimal sekali dalam sebulan. Ada yang mengalami kerusakan hati, dari yang ringan hingga berat," ungkap Dr Naren Gunja dari NSW Poisons Information Center seperti dikutip dari DailyTelegraph, kamis (16/6/2011).

Kasus overdosis parasetamol kebanyakan terjadi pada pasien berusia 3 hingga 15 tahun dan ditandai dengan gejala mual-muntah. Sebagian besar bisa diatasi dengan pemberian antidotum (penawar racun) dan jarang sekali yang sampai harus cangkok hati.

Meski begitu, risiko pemberian parasetamol dalam dosis yang tidak tepat juga bisa mematikan. Kasus kematian akibat overdosis parasetamol di Australia terakhir kali terjadi tahun 2000, menimpa bocah laki-laki berumur 13 tahun yakni Wade Dunn.

Masih terkait dengan laporan tersebut, Dr Rebekah Moles dari Sydney University pernah melakukan survei kecil terhadap 97 orangtua di New South Wales. Dari hasil analisis, hanya 37 persen yang benar-benar tahu cara pakai parasetamol serta cara menghitung dosisnya.

"Hampir setengahnya memberikan obat ketika anaknya belum benar-benar butuh, sementara 25 persen tidak bisa menghitung dosis yang tepat karena alat pengukurnya salah," ungkap Dr Moles.

Kesalahan pada alat pengukur misalnya menggunakan sendok makan untuk menakar sirup, padahal seharusnya memakai sendok takar yang disertakan dalam kemasan. Ada juga yang masih menghitung dosisnya hanya berdasarkan umur anak, padahal berat badan lebih menentukan.

Sementara itu, Danielle Stowasse penasehat klinis dari National Prescribing Service mengatakan pemberian parasetamol sering dilakukan saat anak belum benar-benar butuh. Menurut Stowasse, umumnya demam pada anak masih aman dibiarkan tanpa diobati jika suhunya masih di bawah 40'C.

(up/ir)

No comments:

Post a Comment