Pages

Friday, June 17, 2011

Susu UHT vs Susu Bubuk

Buat rekan-rekan yang sedang bimbang memilih antara susu BUBUK dengan susu UHT, ini ada beberapa referensi:



http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/19/uht-vs-susu-formula/



Adalah MISCONCEPTION jika dinyatakan bahwa kandungan susu bubuk formula bayi lebih baik dari susu UHT cair. Ini perbandingan yg tidak Apple to Apple. Beda tujuan penggunaan.vKenapa disarankan bayi/balita diatas 1 thn susu UHT sudah cukup dan fortifikasi vitamin bisa dengan mengkonsumsi makanan aslinya? Banyak hal:



1.Sumber vitamin dan mineral yang baik adalah makanan alami, karena pada dasarnya pencernaan manusia siap menerima asupan makanan natural. Pencernaan bayi diatas 1 tahun sudah disiapkan untuk mulai mencerna

makanan. Tentu saja diberikan bertahap pengenalannya. Bayi perlu mengenal jenis dan rasa secara awal berbagai makanan supaya memorinya tentang jenis dan rasa makanan cukup banyak. Hal ini penting untuk adaptasi selera. Sulit dilakukan adaptasi selera jika sudah terlanjur besar, contohnya banyak anak yang sulit sekali makan sayuran.



2. Penghematan sumberdaya, harga yang harus dibayar untuk susu formula jauh diatas harga susu cair.

Susu Pasteurisasi terbaik, karena diolah dengan panas rendah, tanpa pengawet, hanya saja resiko penyimpanan (masa expired singkat, harus dalam refrigerator), tidak mudah mencapai segala kalangan dan lokasi pengiriman / distribusi terbatas. Susu UHT juga baik, diolah dengan panas tinggi dengan waktu sangat singkat, tanpa pengawet, lebih tahan simpan tidak perlu refrigerator selama kemasan belum dibuka dan kemasan tidak berubah bentuk (tidak

kembung/bocor).



Kalau dibandingkan dari ketiga proses pengawetan susu dengan thermal/ suhu tinggi, yang paling urutan potensi rusaknya vitamin dalam susu adalah:

1. Pembuatan susu bubuk

2. Pembuatan UHT

3. Pasteurisasi



Sehingga kenapa ada proses fortifikasi vitamin kedalam susu bubuk utk meningkatkan potensinya.



Misconception yang sering terjadi, kandungan vitamin dan tambahan2an asamlemak (linoleat, linolenat,AA, DHA) susu bubuk formula lengkap sekali. Jadi seakan2 harus minum susu formula meskipun sudah diatas 1 tahun.

Padahal susu bubuk formula banyak vitamin difortifikasi, untuk menggantikan banyak vitamin yang hilang dalam proses pengeringan bubuk susunya dan penggunaan campuran skimmilknya menurunkan kandungan asli vitamin larut lemak dalam susu formula.







http://ririegranita.blogspot.com/2008/11/susu-uht-vs-susu-formula.html



Susu UHT direkomendasikan untuk diberikan kepada anak usia di atas 12 bulan. Dengan demikian putra Ibu sudah memenuhi kriteria tersebut. Budaya minum susu UHT harus dipertahankan hingga usia balita, remaja, dewasa bahkan lanjut usia. Karena melalui minum susu secara rutin, fisik anak akan tumbuh secara optimum dan kuat, serta kesehatannya akan selalu terjaga prima sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit.



Sesungguhnya susu cair dapat diandalkan sebagai bahan pangan sumber zat gizi yang sangat baik. Itulah alasan utamanya mengapa konsumsi susu cair di dunia selalu lebih tinggi dibandingkan susu bubuk. Hanya di Indonesia,

berlaku hal sebaliknya. Hal tersebut merupakan warisan masa lalu, khususnya di zaman penjajahan yang lebih mudah untuk mendistribusikan susu bubuk ketimbang susu cair. Kendala lain di masa lalu adalah keterbatasan

teknologi pengolahan susu dan keterbatasan lemari pendingin.



Keunggulan susu UHT dibandingkan yang lain adalah:

(1) aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit,

(2) memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi segar,

(3) susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet,

(4) sangat praktis untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan lemari pendingin,

(5) mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.







http://die6nade.wordpress.com/2009/01/20/susu-uht-vs-susu-formula/



Setelah berumur 1 tahun keatas, anak dapat diberikan susu lain yaitu susu pasteurisasi, susu kental manis, susu bubuk, susu sterilisasi konvensional, dan susu Ultra High Temperature (UHT). Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 72 – 75 derajat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5 – 6 derajat celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.



Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun.



Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer.  Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak

(partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder).



Sedangkan susu UHT merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat celcius) selama 2-5 detik. Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.



Dari berbagai susu tersebut, yang paling disarankan adalah susu UHT. Karena berdasarkan beberapa penelitian, menyebutkan susu yang diproses secara UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih baik daripada proses

pengolahan lainnya. Indikatornya adalah prosentase kerusakan lisin atau asam amino pembatas.

No comments:

Post a Comment