Pages

Wednesday, December 7, 2011

Mengatasi "Gap" Orangtua-Anak

KOMPAS.com - Perbedaan usia yang terlalu jauh antara orangtua-anak, boleh jadi menimbulkan gap. Namun, yang harus diwaspadai adalah ketika terjadi gap mental antara orangtua-anak, apalagi ketika mengasuh anak remaja.

Sani B Hermawan, psikolog keluarga dari Lembaga Daya Insani mengatakan gap mental perlu lebih diwaspadai. Perbedaan usia antara orangtua dan anak yang terlalu jauh takkan menimbulkan masalah jika orangtua dan anak tidak mengalami gap mental.

"Gap terlalu jauh secara mental bikin orangtua dan anak nggak nyambung," kata Sani saat jumpa pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gap mental terjadi ketika orangtua tak memahami dunia anak-anak saat ini. Tak memahami selera musik anak masa kini misalnya, bahkan tidak mengetahui berbagai hal yang disukai anak-anak di zamannya atau ragam hal menarik bagi generasinya.

Karenanya, Sani menegaskan, pentingnya bagi orangtua untuk menjalani dua peran, sebagai teman terlebih dahulu, kemudian sebagai orangtua. Terutama dalam pengasuhan terhadap anak remaja.

Untuk mengatasi gap mental, Sani menyarankan, "Kalau sudah terjadi seperti ini, kakak yang mengambil peran. Kakak perlu lebih dekat dengan si anak remaja ini, dan mengkomunikasikannya dengan orangtuanya," jelasnya.

Selain itu, orangtua juga perlu menyelami dunia anak-anak, membangun kebersamaan dan kekompakan dengan cara menyenangkan. Tak ada kata terlambat untuk mewujudkan kekompakan dengan anak, terutama remaja, agar mereka merasa lebih dekat dan terbuka dengan keluarganya.

No comments:

Post a Comment