Pages

Saturday, August 4, 2012

Mengapa Si Kakak Merasa Tersaingi?

Berikan perhatian berimbang pada si kakak juga adik, agar anak tak memiliki kecenderungan membangkang.

Di usia prasekolah, anak bisa terlibat dalam persaingan dengan adiknya yang masih bayi atau batita. Apa penyebabnya?

1. Butuh pengakuan.
Di usia 3-5 tahun, anak sudah memiliki keinginan untuk berprestasi. Dia merasa lebih bisa, lebih mampu, lebih pintar dibandingkan adik atau kakaknya, dan butuh mendapatkan pengakuan untuk itu. Si prasekolah pun tahu prestasi akan membuatnya mendapat penghargaan (berupa pujian atau hadiah) sehingga makin memacunya untuk bersaing dengan si adik.

2. Tak mau kalah.
Anak tak mau kalah. Perilaku tersebut muncul karena anak ingin mendapat perhatian dari "lingkungan" di sekitarnya. Rasa tidak mau kalah ini akan menguat ketika orang yang dianggap "saingan" adalah orang yang paling dekat dengan dirinya, termasuk sang adik.

3. Porsi perhatian yang jauh berkurang.
Bila sebelumnya kakak mendapatkan perhatian cukup deras, seiring dengan kehadiran adik (bayi), perhatian itu lambat laun surut karena terbagi. Ketidaknyamanan itulah yang memunculkan konflik adik dan kakak. Kakak menganggap, adiklah biang keladi yang membuat curahan perhatian orangtua dan lingkungan terhadapnya berkurang.

4. Sikap orangtua.
Terkadang kesibukan mengurus si kecil yang masih bayi, membuat orangtua tidak memberi perhatian cukup pada kakak. Atau saat terjadi konflik pada anak yang lebih besar (kakak prasekolah dengan adiknya batita), orangtua selalu membela adik tanpa memahami kondisi yang sebenarnya terjadi. Perlakuan orangtua kerap membanding-bandingkan. "Tuh, lihat Adik enggak susah kalau disuruh makan, enggak seperti kamu" Sikap seperti ini justru memperparah persaingan antarsaudara kandung ini.

(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)

Sumber : KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment