Siap-siap ya. Bayi-bayi baru lahir senang sekali memberi
‘kejutan'. Seringkali benar-benar tak terduga lho…
Meski Anda sudah membaca seabrek ulasan tentang seorang bayi, entah mengapa,
kehidupan dengan bayi baru selalu saja diwarnai dengan hal-hal yang
menakjubkan. Ternyata, ada banyak juga yang bisa dipelajari langsung dari bayi
Anda kalau nggak mau repot-repot buka buku atau sharing dengan orang
lain.
Berikut berbagai kejutan yang mungkin diberikan oleh si kecil, namun
mengkhawatirkan orang tua baru pada hari-hari pertamanya:
1• “Kok, bayiku jelek?”
Biasanya, Anda bayangkan idealnya bayi itu montok, pipinya kemerah-merahan,
dan cute
. Jika kepala bayi Anda agak aneh dan bentuknya kerucut pada
awalnya, mungkin saja ini karena ia sudah berjam-jam terjepit di panggul. Agar
pas melalui jalan lahir, mau tidak mau tengkorak kepala menyesuaikan diri. “Ini
untuk melindungi terjadinya retaknya tengkorak atau kerusakan otak selama
persalinan via vagina,” kata Anne Hansen, MD, dokter anak di
Children's Hospital Boston, Amerika Serikat.
Masih banyak lagi ‘daftar' kejelekan si kecil. Misalnya, mata bengkak,
wajah dan kepala agak memar jika lahir dengan bantuan forsep (alat untuk
menjepit dan menariknya ke luar) atau vakum, dan sebagainya. Bersabarlah, dalam
waktu singkat, dia akan berubah jadi malaikat kecil Anda.
2. “Dia gemetar terus.”
Setelah berbulan-bulan melekuk dalam kantung air di rahim yang cozy, namun
sempit, sekarang kaki dan tangan bayi baru Anda bebas bergerak ke sana-sini.
Hanya saja, dia belum mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya. Makanya,
lambaian tangannya agak tersentak-sentak.
Bayi juga lahir dengan refleks
Moro. Begitu diangkat dan diturunkan lagi secara tiba-tiba, misalnya, kedua
tangan dan kakinya akan merentang, lalu menutup kembali. Jemarinya juga menekuk
seolah-olah mencengkeram sesuatu. Jangan takut, refleks ini akan hilang ketika
dia berusia 3 bulan.
Lalu, sistem saraf yang sedang berkembang suka mengirim lebih banyak impuls
listrik ke otot-otot dari yang diperlukan, sehingga dagu dan kakinya sering
gemetar. Setelah beberapa minggu, dia sudah tidak gemetaran lagi.
3. “Wow, kelaminnya besar sekali!”
Sebelum suami Anda keburu
ge-er gara-gara bayi laki-lakinya punya buah zakar yang besar, dia harus tahu
bahwa genetik atau hormon laki-laki yang super perkasa sekalipun tidak ada
pengaruhnya terhadap ukuran buah zakar. Membesarnya buah zakar terjadi akibat
terdesaknya bayi selama kelahiran, seperti kalau cairan terjebak dalam
jaringan.
Juga, dalam tubuh semua bayi baru masih mengalir hormon-hormon ibunya. Nah,
hormon tersebut membuat buah zakar (bayi laki-laki) atau bibir luar kelamin
(bayi perempuan) seolah-olah besar alias bengkak. Biasanya, alat kelamin
tersebut akan mengempis beberapa hari kemudian.
4. “Bayiku lapar terus.”
Pada minggu-minggu pertama, Anda mungkin saja heran. Kok si kecil makan terus?
Permintaan bayi yang bertubi-tubi ini adalah cara alami untuk meningkatkan
suplai ASI Anda. Melalui trail and error , akhirnya bisa
ditemukan takaran yang pas untuk memenuhi selera makannya. Bayi yang menyusu
cenderung lebih sering minum, sebab ASI lebih mudah dicerna dan diserap
ketimbang susu formula.
Nah, alasan untuk minum ‘gila-gilaan' ini, tentu saja, karena si kecil harus
tumbuh. Jangan heran, kalau berat badannya pada usia 6 bulan jadi 2 kali lipat
dari berat lahirnya. “Selama periode percepatan pertumbuhan, jangan kaget kalau
bayi Anda jadi super rakus. Nafsu minum yang gila-gilaan ini pertama kali
terjadi ketika usianya 4-6 minggu,” kata Glade Curtis, MD , dokter kandungan
yang juga pengarang dari “Your Baby's First Year week by Week”.
5. “Tangan dan kakinya dingin.”
Sebelum Anda buru-buru membungkusnya dengan berlapis-lapis selimut, pegang dulu
tubuhnya. Jika tubuhnya hangat dan agak pink, ini berarti ia tidak kedinginan.
Sistem peredaran darahnya masih berkembang, sehingga darah bolak-balik ke organ
tubuh yang paling membutuhkan. Nah, tangan dan kaki termasuk dalam ‘antrian'
paling akhir mendapat pasokan darah bersih. Butuh waktu sekitar 3 bulan bagi
sistem peredaran darah untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim.
Jadi, tidak apa-apa kalau jari-jari tangan dan kakinya dingin dan agak pucat.
6. “Ada darah di popoknya.”
Hormon ibu yang menyebabkan bibir luar kelamin membengkak, juga bertanggung
jawab terhadap terjadinya perdarahan pada beberapa bayi baru. Jadi,
tenang-tenang sajalah kalau ada setetes darah atau noda di popok si kecil pada
minggu-minggu pertama kehidupannya. “Periode haid yang super pendek ini hanya
akan berlangsung selama beberapa hari, kata Dr. Curtis. Kadangkala, apa yang
kelihatannya seperti darah mungkin saja merupakan urin yang pekat, sehingga
agak gelap di lipatan popok.
7. “ Ada tonjolan kecil di bibirnya.”
Banyak bayi baru yang bibir atasnya ada tonjolan kecil atau lepuhan akibat
terlalu bersemangat menghisap susu dari botol maupun payudara ibunya.
Akibatnya, si kecil jadi tidak nyaman. Sebenarnya, tonjolan itu akan membuat
bibir jadi lebih mudah ‘menangkap' puting susu. Tonjolan ini akan hilang sendiri dalam beberapa bulan,
atau bisa saja berulang kali muncul dan hilang.
8. “Pupnya cair. Diare nggak ya?”
Kotoran bayi menyusu yang berwarna kuning seperti mustard dan mirip
biji-bijian biasanya cair, sementara pup bayi susu formula cenderung
berwarna kecokelatan dan kental seperti es krim. Beberapa bayi akan pup
beberapa kali dalam sehari, sedangkan yang lainnya pup beberapa kali dalam
seminggu. Sepanjang berat badan bayi Anda terus bertambah, serta tidak masalah
pada perut atau kembung, berapapun frekuensi pupnya tetap oke kok.
Memang, agak susah untuk membedakan pup biasa dengan pup akibat diare,
khususnya pada bayi yang menyusu. Biasanya sih, bayi ASI pup sehabis makan, dan
kotorannya lebih cair. Jadi? Mau tidak mau Anda harus belajar mengenali kotoran
si kecil. Jika frekuensi, volume, dan kekentalannya berubah secara drastis,
segera bawa ke dokter.
9. “Si kecil bersin terus.”
Bayi baru sering banget bersin. Meski begitu, ini tidak berarti ia pilek atau
sakit. Bisa jadi, ia hanya sedang melonggarkan rongga hidung dan saluran napas
dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. “Ketika menyusu, bayi bisa saja menempel erat-erat pada
Anda. Akibatnya, hidungnya jadi gepeng atau salah satu lubang hidungnya
tertutup,” kata Dr. Curtis. “Setelah minum, bayi akan menghela napas atau
bersin untuk melonggarkan rongga hidungnya lagi.”
10. “Kulit tangan dan kakinya terkelupas.”
Ketika bayi berenang dalam lautan air ketuban, kulitnya terlindung dari
lingkungan yang basah berkat lapisan kulit berwarna putih dan mirip lilin yang
disebut vernix
. Tapi, sekali si kecil terpapar udara, vernix akan mengering
dan mulai mengelupas. Jangan gosok-gosok serpihan kulit sisanya, sebab bisa
jadi Anda malah mengelupas kulit yang sebenarnya belum siap untuk rontok.
Proses pengelupasan ini akan berlangsung sekitar 1-2 minggu.
11. “Bayiku nggak napas!”
Bisa jadi Anda beberapa kali agak histeris begitu melihat si kecil tidak
bernapas secara teratur ketika terlelap. Ini normal-normal saja. Sesekali, bayi
Anda seakan-akan berhenti bernapas sebentar, lalu bernapas lagi dengan cepat.
“Sebenarnya, itu adalah bagian dari perkembangan diafragma (sekat rongga badan
antara dada dan perut) dan sistem saraf,” kata Dr. Curtis. Pada usia 6 minggu, ia akan memiliki pola napas
yang lebih teratur. Hanya saja, jangan lupa telentangkan si kecil, serta
singkirkan semua barang dan mainan lembut dari boksnya untuk mencegah
terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindroma kematian bayi
secara tiba-tiba.
12. “Suara tangisannya kok sama?”
Jika Anda belum juga piawai dalam menerjemahkan bahasa pertama bayi Anda, nggak
usah terlalu cemas. “Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan mengenali
jeritan keras dari tangisannya karena sakit atau rengekan berkepanjangan ketika
ia kecapaian,” kata Dr. Hansen. Nah, suara tangisan karena lapar biasanya di
antara kedua suara itu. Meski begitu, ada juga sih bayi-bayi yang terdengar
agak desperate
(dan juga keras) ketika mau makan pada saat itu juga. Namun, pada
hari-hari pertama, tidak perlu terlalu panik kalau si kecil mulai menangis.
Sebab, bisa saja ia menangis tanpa alasan apapun. Yang penting, Anda harus
bereaksi sama, yakni menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Habis, itu memang
yang diinginkan dan juga dibutuhkan si kecil.
Indita Indriana
Pengarah gaya : Diah Takarina
Isdiono
S";
m�B
ii��
��
ily:Arial;mso-ansi-language:IN'>Jika Anda menemui hal-hal
tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu
dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.
Tips:
- Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di
atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar
tahu cara penanganannya yang tepat.
- Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby
oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.
6. Tak terampil merawat
Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau
mengganti popoknya? Tenang... Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini
memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah
sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu
dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
Setelah itu, cobalah Anda
lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau
mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam
beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.
Tips:
Cari referensi. Baca buku
(Seri Ayahbunda dan beberapa rubrik di Ayahbunda banyak mengulas hal ini), browsing
internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman
dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang
memudahkan Anda dalam hal ini.
Agar mudah dikenakan, pilihkan
saja si kecil baju yang berkancing depan.
Pastikan kepala bayi tersangga
dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.
Retno Wahab Supriyadi
Konsultasi ahli: dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi
Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta