Pages

Tuesday, November 5, 2013

Aku Sehat karena Bunda


Selain sudah menerimanya sejak di dalam kandungan, si kecil juga mendapat antibodi dari ASI.

            Mengajak bayi baru liburan? Bisa saja, asal Anda hati-hati, karena bayi baru lahir masih rentan terhadap segala jenis infeksi. Hal ini karena daya tahan tubuh mereka  masih lemah. 
Namun, bukan berarti mereka tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali, lho! Si kecil memiliki antibodi yang diterima melalui plasenta selama berada dalam kandungan ibunya, dan melalui air susu ibu (ASI) setelah mereka lahir. Antibodi adalah zat dalam darah manusia yang dapat membunuh atau melemahkan kuman penyakit dan racun-racun lain yang masuk ke dalam tubuh.

Kekebalan pasif
            Antibodi yang disuplai plasenta kepada janin sepanjang trimester ketiga, menjadi modal bagi bayi selama 3 bulan pertama kehidupannya. Kekebalan ini disebut pasif, karena tidak dibuat sendiri oleh tubuh bayi.
Mengingat pembentukan antibodi dirangsang oleh antigen (misalnya, kuman penyakit dan racun-racun yang dihasilkannya) yang masuk ke dalam tubuh ibu, maka antibodi dalam tubuh si kecil dan ibu adalah antibodi terhadap kuman penyakit yang ada di lingkungan di mana ibunya tinggal atau tempat lain yang sering ia kunjungi. Itu sebabnya, bayi baru lahir sangat dianjurkan untuk seminimal mungkin disentuh atau berhubungan dengan orang asing. Saran ini pulalah yang sebaiknya diingat saat membawa bayi bepergian. 
            Perkecualian, bila janin mengalami infeksi dalam kandungan, misalnya Toksoplasma dan Rubela, ia sudah mulai bisa membentuk antibodi sendiri, yaitu Imunoglobulin M (Ig M). Jenis antibodi ini tidak didapat dari ibu, karena tidak dapat menembus plasenta.

Ayo, beri ASI!
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sempurna bagi bayi. Selain itu, ASI juga kaya akan zat kekebalan tubuh. Penelitian telah membuktikan bahwa angka kesakitan dan kematian pada bayi yang mendapat   ASI eksklusif lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak mendapat  ASI eksklusif.
Bagaimana tidak? Sejak hari pertama sampai kurang lebih seminggu kemudian, keluar cairan bening berwarna kekuningan dari payudara yang dikenal dengan nama  kolostrum atau susu jolong. Kolostrum ini kaya zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yang disebabkan bakteri, virus maupun jamur.
Setelah itu, keluar ASI peralihan sampai hari ke-14, untuk kemudian dan seterusnya keluar ASI matang. Selain mengandung berbagai zat yang dibutuhkan tubuh si kecil dalam komposisi yang sempurna, ASI juga mengandung antara lain lg A (antimikroba/antikuman yang membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh bayi).
Jadi, dengan mendapat kolostrum dan ASI, si kecil bisa mendapat tambahan perlindungan atau kekebalan pasif sampai ia mampu membentuk antibodi sendiri dengan kadar yang cukup pada usia di atas 3 bulan. Dengan begitu, bayi jadi jarang sakit sehingga pertumbuhan dan perkembangannya   tentu akan lebih baik.

Laila Andaryani Hadis
Konsultasi ilmiah: dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), Divisi Alergi-Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Boks :
                                                “Isi” Kolostrum

            Beberapa zat kekebalan tubuh yang terkandung dalam kolostrum adalah:
  • Makrofag dan limfosit: sel kekebalan tubuh.
  • Laktoferin: zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat zat besi yang berlebihan, sehingga tidak bisa digunakan untuk pertumbuhan bakteri.
  • Imunoglobulin (lg): suatu zat antibodi.
  • Lactobacillus bifidus: mikroorganisma yang berguna menghambat pertumbuhan bakteri yang menimbulkan penyakit.


Ah... Leganya Napasku!


 
Cuping hidung si kecil adalah salah satu bagian yang mendukung kelancaran udara masukke dalam atau keluar dari tubuh. Makanya, kebersihannya harus selalu dijaga.
 
Kotornya cuping hidung si kecil memang bukan perkara besar. Tapi, jika ada kotoran yang menyumbat, bisa-bisa ia malah jadi rewel. Bagaimana tidak, kegiatan bernapas atau mencium bau jadi terhambat. Padahal, penciuman adalah salah satu indera dasar yang digunakan bayi untuk mengenali dunia. Apalagi, dengan kemampuan penciumannya itu, ia belajar mengenali bunda tercinta dari bau tubuhnya. Disamping itu, ia juga jadi tahu bau susu atau makanan lain.
 
Siapkan dulu piranti
Ada satu hal yang perlu diingat dalam membersihkan cuping hidung bayi. Jangan bersihkan cuping hidung terlalu dalam atau terlalu keras. Cuping bayi masih sangat lembut, sehingga jika Anda terlalu “bersemangat” membersihkannya, bisa-bisa cuping hidungnya terluka.   
Sebelum “acara” bersih-bersih dimulai, sebaiknya Anda siapkan semua alat bantu yang dibutuhkan.
•  Kain katun lembut atau saputangan yang ujungnya bisa dipilin agar “lancip”. Bisa juga Anda gunakan kapas bertangkai ( cotton buds ).
•  Mangkuk berisi air hangat.
•  Mangkuk kecil tempat membuang kapas bekas pakai.
 

Jika si kecil pilek

Ketika selesma, hidung si kecil akan memproduksi lendir yang agak berlebihan. Jangan panik! Gangguan ini memang sering dialami bayi; kira-kira sampai 10 kali pada tahun pertama usianya. Pada saat ini, bayi akan bersin-bersin sebagai cara alami membersihkan hidungnya.
Jika lendir masih banyak juga, mungkin Anda perlu menyedotnya dengan pipet khusus untuk menyedot lendir hidung bayi.
  • Cara menggunakan : tekan bagian pompa pipet sampai kempis, lalu letakkan di salah satu lubang hidung. Lepas ujung pipet yang Anda tekan tadi hingga lendir tersedot ke dalam pipet. Angkat pipet dari hidung dan tekan lagi bagian pompa pipet untuk mengeluarkan lendirnya. Siapkan tisu untuk “menampung” lendir tersebut. Bersihkan dulu pipet, kemudian Anda mulai lagi dengan hidung lainnya.  
  • Cara membersihkan: tekan dan lepas bagian pompa pipet berulang kali di dalam air sabun, kemudian bilas dengan air hangat.  
  Retno W. Supriyadi
Konsultasi ilmiah: dr. IGAN Partiwi, Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta.


Agar Mata Si Kecil Tetap Berbinar


 
               Mata bayi Anda kelihatan kotor dan “redup”? Tak usah khawatir dulu. Asal tahu caranya, mata mungilnya bisa “bersinar” lagi!
 
              Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Jadi sudah sepatutnya Anda tidak mengabaikan kondisi mata si kecil. Tentu saja ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
 
•  Cari penyebabnya
Penyebab “redupnya” mata bayi bisa beragam (silakan lihat boks “Ini Dia Penyebabnya!”). Untuk memastikannya, berkonsultasilah dengan dokter anak Anda. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan benar-benar tepat.

•  Siap-siap dulu sebelumnya
•  Tangan Anda harus bersih. Ini untuk menjaga kuman-kuman yang “nakal” ikut-ikutan masuk ke mata mungilnya.
•  Gunakan kapas bulat yang lembut, sebab “serpihan” kapas tidak akan menempel di mata dan menimbulkan iritasi.
•  Celup kapas bulat dalam air hangat, agar tidak tidak terjadi iritasi.

•  Saat membersihkan mata
•  Rajin-rajinlah membersihkan matanya, minimal berbarengan saat Anda membersihkan tubuhnya di pagi dan sore hari.
•  Ganti kapas setiap kali membersihkan mata bayi, agar kotoran mata yang sudah terambil tidak mengenai matanya lagi. Tindakan ini juga mencegah kontaminasi kuman dari satu mata ke mata lainnya.
 
 
Boks:
Ini Dia Penyebabnya!
 
•  Sebelum berusia 48 jam. Biasanya akibat kontaminasi cairan ketuban atau darah seusai persalinan. Kotoran matanya akan berwarna kecokelatan, tapi tidak berbau.
•  Setelah usianya 48 jam. Ini karena infeksi. Umumnya, kotoran mata akan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Infeksi bisa juga ditandai radang pada mata, berupa bengkak dan berwarna kemerahan.   
•  Sumbatan pada saluran air mata . Terjadi karena ada sumbatan di saluran air mata, sehingga air mata menggenang dan debu yang beterbangan di udara lengket di mata.  
 
Nia L. Tobing
 



12 Kejutan pada Bayi Baru


 
              Siap-siap ya. Bayi-bayi baru lahir senang sekali memberi ‘kejutan'. Seringkali benar-benar tak terduga lho…  
 
              Meski Anda sudah membaca seabrek ulasan tentang seorang bayi, entah mengapa, kehidupan dengan bayi baru selalu saja diwarnai dengan hal-hal yang menakjubkan. Ternyata, ada banyak juga yang bisa dipelajari langsung dari bayi Anda kalau nggak mau repot-repot buka buku atau sharing dengan orang lain.
Berikut berbagai kejutan yang mungkin diberikan oleh si kecil, namun mengkhawatirkan orang tua baru pada hari-hari pertamanya:
 
1•  “Kok, bayiku jelek?”
Biasanya, Anda bayangkan idealnya bayi itu montok, pipinya kemerah-merahan, dan cute . Jika kepala bayi Anda agak aneh dan bentuknya kerucut pada awalnya, mungkin saja ini karena ia sudah berjam-jam terjepit di panggul. Agar pas melalui jalan lahir, mau tidak mau tengkorak kepala menyesuaikan diri. “Ini untuk melindungi terjadinya retaknya tengkorak atau kerusakan otak selama persalinan via vagina,” kata Anne Hansen, MD, dokter anak di Children's Hospital Boston, Amerika Serikat.
Masih banyak lagi ‘daftar' kejelekan si kecil. Misalnya, mata bengkak, wajah dan kepala agak memar jika lahir dengan bantuan forsep (alat untuk menjepit dan menariknya ke luar) atau vakum, dan sebagainya. Bersabarlah, dalam waktu singkat, dia akan berubah jadi malaikat kecil Anda.
2. “Dia gemetar terus.”
              Setelah berbulan-bulan melekuk dalam kantung air di rahim yang cozy, namun sempit, sekarang kaki dan tangan bayi baru Anda bebas bergerak ke sana-sini. Hanya saja, dia belum mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya. Makanya, lambaian tangannya agak tersentak-sentak.
              Bayi juga lahir dengan refleks Moro. Begitu diangkat dan diturunkan lagi secara tiba-tiba, misalnya, kedua tangan dan kakinya akan merentang, lalu menutup kembali. Jemarinya juga menekuk seolah-olah mencengkeram sesuatu. Jangan takut, refleks ini akan hilang ketika dia berusia 3 bulan.
Lalu, sistem saraf yang sedang berkembang suka mengirim lebih banyak impuls listrik ke otot-otot dari yang diperlukan, sehingga dagu dan kakinya sering gemetar. Setelah beberapa minggu, dia sudah tidak gemetaran lagi.
3. “Wow, kelaminnya besar sekali!”
              Sebelum suami Anda keburu ge-er gara-gara bayi laki-lakinya punya buah zakar yang besar, dia harus tahu bahwa genetik atau hormon laki-laki yang super perkasa sekalipun tidak ada pengaruhnya terhadap ukuran buah zakar. Membesarnya buah zakar terjadi akibat terdesaknya bayi selama kelahiran, seperti kalau cairan terjebak dalam jaringan.
              Juga, dalam tubuh semua bayi baru masih mengalir hormon-hormon ibunya. Nah, hormon tersebut membuat buah zakar (bayi laki-laki) atau bibir luar kelamin (bayi perempuan) seolah-olah besar alias bengkak. Biasanya, alat kelamin tersebut akan mengempis beberapa hari kemudian.
4. “Bayiku lapar terus.”
              Pada minggu-minggu pertama, Anda mungkin saja heran. Kok si kecil makan terus? Permintaan bayi yang bertubi-tubi ini adalah cara alami untuk meningkatkan suplai ASI Anda. Melalui trail and error , akhirnya bisa ditemukan takaran yang pas untuk memenuhi selera makannya. Bayi yang menyusu cenderung lebih sering minum, sebab ASI lebih mudah dicerna dan diserap ketimbang susu formula.
              Nah, alasan untuk minum ‘gila-gilaan' ini, tentu saja, karena si kecil harus tumbuh. Jangan heran, kalau berat badannya pada usia 6 bulan jadi 2 kali lipat dari berat lahirnya. “Selama periode percepatan pertumbuhan, jangan kaget kalau bayi Anda jadi super rakus. Nafsu minum yang gila-gilaan ini pertama kali terjadi ketika usianya 4-6 minggu,” kata Glade Curtis, MD , dokter kandungan yang juga pengarang dari “Your Baby's First Year week by Week”.
5. “Tangan dan kakinya dingin.”
              Sebelum Anda buru-buru membungkusnya dengan berlapis-lapis selimut, pegang dulu tubuhnya. Jika tubuhnya hangat dan agak pink, ini berarti ia tidak kedinginan. Sistem peredaran darahnya masih berkembang, sehingga darah bolak-balik ke organ tubuh yang paling membutuhkan. Nah, tangan dan kaki termasuk dalam ‘antrian' paling akhir mendapat pasokan darah bersih. Butuh waktu sekitar 3 bulan bagi sistem peredaran darah untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Jadi, tidak apa-apa kalau jari-jari tangan dan kakinya dingin dan agak pucat.
6. “Ada darah di popoknya.”
              Hormon ibu yang menyebabkan bibir luar kelamin membengkak, juga bertanggung jawab terhadap terjadinya perdarahan pada beberapa bayi baru. Jadi, tenang-tenang sajalah kalau ada setetes darah atau noda di popok si kecil pada minggu-minggu pertama kehidupannya. “Periode haid yang super pendek ini hanya akan berlangsung selama beberapa hari, kata Dr. Curtis. Kadangkala, apa yang kelihatannya seperti darah mungkin saja merupakan urin yang pekat, sehingga agak gelap di lipatan popok.
7. “ Ada tonjolan kecil di bibirnya.”
              Banyak bayi baru yang bibir atasnya ada tonjolan kecil atau lepuhan akibat terlalu bersemangat menghisap susu dari botol maupun payudara ibunya. Akibatnya, si kecil jadi tidak nyaman. Sebenarnya, tonjolan itu akan membuat bibir jadi lebih mudah ‘menangkap' puting susu. Tonjolan ini akan hilang sendiri dalam beberapa bulan, atau bisa saja berulang kali muncul dan hilang.
8. “Pupnya cair. Diare nggak ya?”
              Kotoran bayi menyusu yang berwarna kuning seperti mustard dan mirip biji-bijian biasanya cair, sementara pup bayi susu formula cenderung   berwarna kecokelatan dan kental seperti es krim. Beberapa bayi akan pup beberapa kali dalam sehari, sedangkan yang lainnya pup beberapa kali dalam seminggu. Sepanjang berat badan bayi Anda terus bertambah, serta tidak masalah pada perut atau kembung, berapapun frekuensi pupnya tetap oke kok.
              Memang, agak susah untuk membedakan pup biasa dengan pup akibat diare, khususnya pada bayi yang menyusu. Biasanya sih, bayi ASI pup sehabis makan, dan kotorannya lebih cair. Jadi? Mau tidak mau Anda harus belajar mengenali kotoran si kecil. Jika frekuensi, volume, dan kekentalannya berubah secara drastis, segera bawa ke dokter.
9. “Si kecil bersin terus.”
              Bayi baru sering banget bersin. Meski begitu, ini tidak berarti ia pilek atau sakit. Bisa jadi, ia hanya sedang melonggarkan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. “Ketika menyusu, bayi bisa saja menempel erat-erat pada Anda. Akibatnya, hidungnya jadi gepeng atau salah satu lubang hidungnya tertutup,” kata Dr. Curtis. “Setelah minum, bayi akan menghela napas atau bersin untuk melonggarkan rongga hidungnya lagi.”
10. “Kulit tangan dan kakinya terkelupas.”
              Ketika bayi berenang dalam lautan air ketuban, kulitnya terlindung dari lingkungan yang basah berkat lapisan kulit berwarna putih dan mirip lilin yang disebut vernix . Tapi, sekali si kecil terpapar udara, vernix akan mengering dan mulai mengelupas. Jangan gosok-gosok serpihan kulit sisanya, sebab bisa jadi Anda malah mengelupas kulit yang sebenarnya belum siap untuk rontok. Proses pengelupasan ini akan berlangsung sekitar 1-2 minggu.
11. “Bayiku nggak napas!”
              Bisa jadi Anda beberapa kali agak histeris begitu melihat si kecil tidak bernapas secara teratur ketika terlelap. Ini normal-normal saja. Sesekali, bayi Anda seakan-akan berhenti bernapas sebentar, lalu bernapas lagi dengan cepat. “Sebenarnya, itu adalah bagian dari perkembangan diafragma (sekat rongga badan antara dada dan perut) dan sistem saraf,” kata Dr. Curtis. Pada usia 6 minggu, ia akan memiliki pola napas yang lebih teratur. Hanya saja, jangan lupa telentangkan si kecil, serta singkirkan semua barang dan mainan lembut dari boksnya untuk mencegah terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindroma kematian bayi secara tiba-tiba.
12. “Suara tangisannya kok sama?”
              Jika Anda belum juga piawai dalam menerjemahkan bahasa pertama bayi Anda, nggak usah terlalu cemas. “Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan mengenali jeritan keras dari tangisannya karena sakit atau rengekan berkepanjangan ketika ia kecapaian,” kata Dr. Hansen. Nah, suara tangisan karena lapar biasanya di antara kedua suara itu. Meski begitu, ada juga sih bayi-bayi yang terdengar agak desperate (dan juga keras) ketika mau makan pada saat itu juga. Namun, pada hari-hari pertama, tidak perlu terlalu panik kalau si kecil mulai menangis. Sebab, bisa saja ia menangis tanpa alasan apapun. Yang penting, Anda harus bereaksi sama, yakni menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Habis, itu memang yang diinginkan dan juga dibutuhkan si kecil.

Indita Indriana
Pengarah gaya : Diah Takarina Isdiono

S"; m�B ii�� �� ily:Arial;mso-ansi-language:IN'>Jika Anda menemui hal-hal tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.


Tips:
  • Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar tahu cara penanganannya yang tepat.
  • Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.

6. Tak terampil  merawat

            Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau mengganti popoknya? Tenang... Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
Setelah itu, cobalah Anda lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.

Tips:
        Cari referensi. Baca buku (Seri Ayahbunda dan beberapa rubrik di Ayahbunda banyak mengulas hal ini), browsing internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang memudahkan Anda dalam hal ini.
        Agar mudah dikenakan, pilihkan saja si kecil baju yang berkancing depan.
        Pastikan kepala bayi tersangga dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.

Retno Wahab Supriyadi

Konsultasi ahli: dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta 

11 Produk Penting untuk Orang Tua Baru


 
Untuk memperlancar tugas merawat si kecil, beberapa perlengkapan bayi ini harus Anda miliki. Apa sajakah itu?
 
              Orang tua baru umumnya canggung memperlakukan bayinya. Ada kekhawatiran menindih bayinya bila tidur bersama, menyakiti bayi ketika menggendongnya, atau bayi terluka karena mainan yang Anda belikan. Berikut berbagai perlengkapan yang harus Anda miliki agar keinginan Anda untuk mengasuh dan beraktivitas bersama si kecil   kian mudah.
 
1 . Stroller
              Acara berjemur menjadi lebih mudah dan menyenangkan bila dilakukan sambil berjalan-jalan menggunakan stroller . Saat anak mulai dapat duduk tegak, sandaran stroller bisa Anda tegakkan, sehingga punggung si kecil tersangga dengan baik.
 
2. Keranjang bayi  
              Keranjang bayi bisa menjadi tempat yang nyaman dan hangat bagi bayi ketika harus cek kesehatan ke dokter, misalnya. Untuk para ayah yang canggung menggendong, sementara istri tak mungkin menemaninya ke dokter, keranjang bayi bermanfaat untuk menenteng si kecil.  

3. Car seat
Ketika mengajak si kecil berkendaraan, pastikan ia aman dan nyaman. Untuk itu, dudukkan anak di car seat , ketika Anda menyetir. Car seat bisa menghindarkan anak dari benturan yang mencederainya ketika Anda harus tiba-tiba menginjak rem.
 
4. Alat penggendong
              Tidak ingin meninggalkan bayi di rumah, padahal berbelanja kebutuhan   bayi tak dapat ditunda? Berarti, Anda perlu alat penggendong. Alat penggendong   membuat Anda leluasa mengambil kebutuhan rumah tangga di supermarket, sementara bayi pun tenang dan nyaman dalam dekapan Anda.
 
5. Baby gym
              Mainan ini membuat bayi Anda sibuk, sehingga Anda dapat sedikit santai saat bersamanya. Bunyi-bunyian yang ditimbulkan saat tangan bayi menyentuh, membuat bayi belajar bahwa tangannya bisa menimbulkan bunyi.
 
6. Boks jala-jala
              Sisi-sisi boks yang lembut membuat bayi Anda aman di dalamnya. Bayi usia enam bulan memang mulai banyak bergerak dan mencoba-coba mengangkat kakinya untuk berdiri. Bahan yang lembut menghindarkan bayi dari benturan.
 
7. Ayunan
              Ayunan ini digerakkan oleh tenaga baterai, dengan kecepatan yang dapat diatur. Ini memudahkan Anda untuk menidurkan bayi, misalnya, karena bayi tak perlu digendong saat Anda mesti menidurkannya.
 
8. Baby travel bag
              Berbagai keperluan bayi seperti baby bath , baby oil dan diapers , dapat dimasukkan ke dalam tas kecil ini. Siapkan selalu baby travel bag agar Anda mudah membawanya, tanpa harus mengeluarkan atau memasukkan benda-benda keperluannya ini setiap kali akan membawanya pergi.
 
9. Baby sleeping bag
              Benda ini membungkus bagian bayi yang seharusnya tertutup agar bayi tidak kedinginan saat tidur. Meski masih sangat muda, saat tidur pun bayi bergerak. Gerakan-gerakannya dapat membuka kaos kaki yang menghangatkan kakinya terlepas.
 
10. Kursi makan bayi           
Membiasakan anak makan secara tertib dapat dilakukan sejak ia mulai bisa duduk sendiri. Kursi makan bayi ini salah satu perangkat yang harus Anda miliki untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik pada si kecil.
 
11. Baby monitor
              Tak hanya memantau suara bayi, dalam baby monitor terdapat alat pengukur suhu ruang dan jam. Baby monitor ini dilengkapi indicator battery dan sinyal yang dapat memantau bayi dalam jarak ratusan meter.
 
Immanuella F. Rachmani

ra�S  �� �� . 
  • Popoknya kotor. Kebanyakan bayi tidak suka popoknya basah atau kotor karena tinja.
  • Merasa sendirian. Bukankah selama 9 bulan dalam rahim, selain mendengar suara-suara dari dalam tubuh Anda,  ia juga merasakan kehangatan? Itu sebabnya, ada bayi yang baru merasa aman dan tenang jika ada orang di dekatnya.

  • Tips:
            Membedong bayi di bulan-bulan pertamanya akan membuat si kecil merasa hangat dan aman.
            Jika ingin menggendong sementara Anda perlu melakukan kegiatan di rumah, gunakan alat gendong, sehingga tangan Anda bebas melakukan berbagai kegiatan.
            Seandainya bayi terus-menerus menangis, konsultasikanlah ke dokter.  Dikhawatirkan si kecil mengalami kolik atau gangguan lain dan perlu segera dapat  penanganan dokter.

    5. Mengapa begitu?

                Sebagai ibu baru, secara alami Anda tentu ingin bayi Anda tampak “sempurna”. Tak heran kalau beberapa hal berikut ini membuat Anda khawatir.
    • Ada semacam jerawat kecil di wajah bayi .
    • Muncul kerak kepala (cradle cap), yakni semacam lemak yang menempel tebal seperti kotoran di rambut bayi.
    • Kulitnya keriput seperti orang tua.
    • Kulit ari di jari-jarinya dan di bibirnya mengelupas. 

    Jika Anda menemui hal-hal tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.

    Tips:
    • Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar tahu cara penanganannya yang tepat.
    • Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.

    6. Tak terampil  merawat

                Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau mengganti popoknya? Tenang... Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
    Setelah itu, cobalah Anda lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.

    Tips:
            Cari referensi. Baca buku (Seri Ayahbunda dan beberapa rubrik di Ayahbunda banyak mengulas hal ini), browsing internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang memudahkan Anda dalam hal ini.
            Agar mudah dikenakan, pilihkan saja si kecil baju yang berkancing depan.
            Pastikan kepala bayi tersangga dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.

    Retno Wahab Supriyadi

    Konsultasi ahli: dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta 

    6 Kekhawatiran Ibu Baru


    (Tenang... Ini Dia Kiat Jitunya)
     Banyak hal kecil ternyata membuat bingung para ibu baru. Anda juga merasakannya?
                Semua orang yakin bahwa Anda dan pasangan saat ini tengah bahagia luar biasa. Namun sebagai ibu baru, kebahagiaan ini tak jarang disertai berbagai kekhawatiran, dari soal kondisi kesehatan sang bayi, ketidaktahuan cara merawatnya, sampai urusan kedekatan hubungan Anda dengan suami.  
                Tak perlu panik. Anda tidak sendirian, kok. Banyak ibu baru yang senasib dengan Anda. Mungkin seperti berikut inilah persoalan plus kiat mengatasinya.

    1. Belum jatuh cinta
                Kebutuhan si kecil akan cinta dan ikatan yang erat sejak dini dengan Anda, sang bunda, akan mempengaruhi keterampilan sosialnya dengan orang lain di kemudian hari. Sayangnya, kedekatan hubungan ibu dan bayinya yang baru lahir ini adakalanya tidak spontan terjadi.
                Tak perlu kecil hati kalau Anda belum “jatuh cinta” pada si kecil kala pertama kali melihatnya. Kehadirannya memang mengubah ritme kehidupan Anda. Jadi Anda perlu waktu untuk menyesuaikan diri, bahkan perlu waktu untuk “belajar jatuh cinta” pada bayi Anda sendiri. Selain itu, proses persalinan yang sulit,  kelelahan setelah persalinan, atau kondisi bayi yang menangis terus-menerus, bisa membuat Anda berdua stres.
                Bagaimana jalan keluarnya? Cobalah berbagi dengan saudara atau teman. Biasanya dengan berbagi pengalaman, Anda akan lebih mudah menjalani saat-saat seperti ini.

    Tips:
    • Bonding dapat dimulai dengan menyusui bayi Anda sesegera mungkin setelah ia lahir. Kontak fisik dan kontak mata pertama dengan buah hati Anda merupakan cara utama untuk menghidupkan ikatan batin Anda dengan si kecil.
    • Usahakan sering berdekatan dengan si kecil, hanya berdua! Cobalah memeluk, mengajaknya bermain, atau menyusui tanpa diganggu orang lain, sekalipun itu anggota keluarga Anda sendiri.
    • Ingatkan pada diri sendiri “prestasi” Anda, yaitu melahirkan si buah hati dengan selamat.

    2. Kok, tidur terus?
                Pola tidur bayi baru lahir kadang-kadang memang agak aneh. Ia bisa tidur seharian di siang hari dan bolak-balik bangun di malam hari. Atau, siang malam maunya tidur terus, hanya benar-benar bangun saat ia lapar. Mengapa bisa demikian?
                Ketika di dalam rahim, bayi tak pernah tahu perbedaan siang atau malam, dan biasanya hal ini terbawa sampai lahir. Anda tak perlu khawatir dengan hal ini, karena bayi memang akan tidur sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya, lama-kelamaan ia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi,  jika sudah lebih dari dua jam bayi Anda belum juga bangun, sebaiknya dibangunkan untuk diberi ASI.

    Tips:
    • Saat tidur di siang hari, Anda dapat meletakkan bayi di kereta dorong atau ayunan. Malam hari baru ditaruh kembali di boks-nya.
    • Beri ASI menjelang bayi tidur malam. Ini akan membantunya terlelap tidur.
    • Matikan lampu di malam hari, agar dia mengenal perbedaan siang dan malam.

    3.  Belum pandai menyusui

                Jangan khawatir kalau ini yang terjadi. Sekalipun menyusui adalah proses alami, tak semua ibu (juga bayinya) langsung bisa lancar menjalani proses ini. Hari-hari pertama kelahiran bayi merupakan waktu penyesuaian dalam menyusui, baik bagi Anda maupun si kecil. Beberapa masalah seperti payudara bengkak, sedikit luka di puting akibat bayi belum bisa mengisap dengan baik, merupakan sebagian dari hal-hal yang mungkin akan Anda hadapi.  Tak hanya soal kondisi payudara, banyak juga ibu baru yang khawatir bayinya tak dapat cukup ASI karena merasa ASI-nya terlalu sedikit. Padahal, setiap bayi berbeda. Pola minumnya tidak sama, begitu juga kebutuhannya.
    Anda ingin tahu bayi Anda cukup mendapat ASI atau tidak? Bawa saja ke dokter dan timbanglah badannya. Kalau umur lima hari bobotnya terus turun barulah bisa dikatakan kemungkinan ia kekurangan minum.

    Tips:
            Kondisi Anda yang tenang, relaks, dan sabar, sangat disukai bayi saat ia ingin menyusu. Jadi, inilah kunci utama menyusui. Asal tahu saja, bayi bisa merasakan hal ini. Jadi, agar menyusui berjalan lancar, tepis segala senewen dan gelisah.
            Berikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Bila bayi Anda menangis karena kehausan, tak usah menunggu sampai tiga jam, segera saja susui dia.

    4. Duh, tangisannya!

                Menangis adalah satu-satunya cara bayi baru lahir berkomunikasi. Tetapi Anda bisa dibuat kalut juga mendengarnya, apalagi kalau belum bisa memahami penyebab tangisannya.  Bayi biasa menangis karena:
    • Rasa lapar. Begitu sudah disusui ia akan segera tenang atau tertidur kembali. 
    • Perut kembung. Mengatasinya, cobalah gosokkan minyak telon di punggung atau di telapak kakinya. 
    • Tak suka “rasa” ASI. Kalau ia menangis setelah Anda susui, cobalah ingat-ingat, makanan apa yang baru Anda konsumsi. Bisa jadi “rasa” makanan itu tidak disukainya atau membuatnya merasa kembung. 
    • Popoknya kotor. Kebanyakan bayi tidak suka popoknya basah atau kotor karena tinja.
    • Merasa sendirian. Bukankah selama 9 bulan dalam rahim, selain mendengar suara-suara dari dalam tubuh Anda,  ia juga merasakan kehangatan? Itu sebabnya, ada bayi yang baru merasa aman dan tenang jika ada orang di dekatnya.

    Tips:
            Membedong bayi di bulan-bulan pertamanya akan membuat si kecil merasa hangat dan aman.
            Jika ingin menggendong sementara Anda perlu melakukan kegiatan di rumah, gunakan alat gendong, sehingga tangan Anda bebas melakukan berbagai kegiatan.
            Seandainya bayi terus-menerus menangis, konsultasikanlah ke dokter.  Dikhawatirkan si kecil mengalami kolik atau gangguan lain dan perlu segera dapat  penanganan dokter.

    5. Mengapa begitu?

                Sebagai ibu baru, secara alami Anda tentu ingin bayi Anda tampak “sempurna”. Tak heran kalau beberapa hal berikut ini membuat Anda khawatir.
    • Ada semacam jerawat kecil di wajah bayi .
    • Muncul kerak kepala (cradle cap), yakni semacam lemak yang menempel tebal seperti kotoran di rambut bayi.
    • Kulitnya keriput seperti orang tua.
    • Kulit ari di jari-jarinya dan di bibirnya mengelupas. 

    Jika Anda menemui hal-hal tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.

    Tips:
    • Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar tahu cara penanganannya yang tepat.
    • Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.

    6. Tak terampil  merawat

                Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau mengganti popoknya? Tenang... Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
    Setelah itu, cobalah Anda lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.

    Tips:
            Cari referensi. Baca buku (Seri Ayahbunda dan beberapa rubrik di Ayahbunda banyak mengulas hal ini), browsing internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang memudahkan Anda dalam hal ini.
            Agar mudah dikenakan, pilihkan saja si kecil baju yang berkancing depan.
            Pastikan kepala bayi tersangga dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.

    Retno Wahab Supriyadi

    Konsultasi ahli: dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta